Qantas Sebut Eksekusi Mati Tidak Pengaruhi Wisatawan Australia yang Pergi ke Indonesia
pelanggannya di Australia tidak ada yang mengubah rencana perjalanan.
TRIBUNNEWS.COM - Tiga hari usai eksekusi mati duo Bali Nine Andrew Chan dan Myuran Sukumaran ketegangan hubungan antara Indonesia dan Australia terus menjadi perhatian.
Namun, apakah kekecewaan Australia kepada pemerintah Indonesia berpengaruh pada industri pariwisata negara kita, terutama terkait pada wisatawan Australia yang berkunjung ke Indonesia?
"Sejauh ini sepertinya tidak ada dampak yang mempengaruhi permintaan," demikian komentar eksekutif Qantas Airways Alan Joyce kepada The Australian.
Menurutnya, di samping Australia yang mencabut dubesnya dari Indonesia dan kemarahan pada pemerintahan Indonesia, pelanggannya memiliki pendapat sendiri mengenai aksi boikot Indonesia.
"Banyak pelanggan menyadari bahwa memboikot Bali hanya akan merusak populasi lokal," kata Joyce.
Juru bicara grup wisata Flight Centre Haydn Long pun mengatakan bahwa pelanggannya di Australia tidak ada yang mengubah rencana perjalanan.
"Pelanggan kami tidak ada yang membatalkan rencana liburan mereka dan kami pun tidak berharap ada yang memutuskan demikian, karena pelanggan juga sudah tahu akan situasi itu saat mereka memesan tiket," ucapnya kepada BBC.
Long berpendapat bahwa Bali memang selalu berada di urutas tiga teratas sebagai destinasi terpopuler di antara wisatawan dari Australia.
Ia pun menambahkan Bali akan tetap menjadi tujuan utama bagi mereka.
Sementara, eksekutif Webjet John Guscic menyatakan bahwa hubungan internasional dan dunia pariwisata cenderung tidak ada hubungannya.
"Tiap kali ada peristiwa politik dan saat itu tingkat pemesanan (tiket) sedang turun, level tersebut malah akan cepat sekali naik dan bahkan berlawanan dengan apa yang terjadi di tengah pasar," jelas Guscic.
Pada sebuah grafik dari Australian Bureau of Statistics, terlihat bahwa justru sejak duo Bali Nine tertangkap pada 2005, kunjungan wisatawan Australia ke Indonesia malah semakin meningkat pesat.
Bagi beberapa warga Australia, aksi dukungan terhadap tagar #BoycottBali atau #BoycottIndonesia, bahkan dianggap sebagai aksi yang "munafik", karena melakukan boikot hanya akan membahayakan pendapatan warga lokal yang bergantung pada industri pariwisata.(BBC/Ruth Vania Christine)