Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jepang Punya Bukti Kuat Kepemilikan Kepulauan Senkaku

Setelah kasus tenggelamnya sebuah kapal milik China tahun 1920, dia mengakui Kepulauan Senkaku sebagai bagian dari Jepang.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Jepang Punya Bukti Kuat Kepemilikan Kepulauan Senkaku
Foto Kyodo
Pulau Uotsuri, Pulau Minamikojima dan Pulau Kitakojima yang biasa disebut dengan kepulauan Senkaku atau Diaoyu disebut China. 

Ditambah lagi komentar PM Cina, Wen Jiabao, "Tidak ada konsesi apa pun soal Kepulauan Diaoyu karena menyangkut kedaulatan negara China."

Masyarakat China makin panas, serentak turun ke jalan setelah membaca dari internet. Pemerintah China kaget, terbukti tidak siap menerjunkan polisi dan pihak keamanannya pada waktunya untuk mencegah gerakan anti Jepang yang meluas cepat, bahkan menjadi huru-hara, perusakan, dan kemungkinan juga terjadi korban pembunuhan oleh perusuh, seperti kejadian di Jakarta Mei 1998 lalu.

Sementara itu Pemimpin Redaksi surat kabar Keizai Shinpo, Masatomo Takahashi di Tokyo khusus kepada Tribunnews.com mengatakan bahwa pulau itu jelas milik Jepang.

"Dulu pulau ini tidak diketahui dan tidak ada yang melirik sama sekali. Warga Jepang sudah ada di sana mengelola berbagai kegiatan usaha. Lalu saat diketahui ada sumber alam yang menarik belakangan ini, China mulai mengklaim hak kepemilikan," kata Takahashi.

China sebenarnya harus berterima kasih kepada Jepang dengan bantuan ekonomi di masa lalu sehingga ekonomi Cina jadi hidup seperti sekarang.

"Mudah-mudahan saja China bersedia menyelesaikan di mahkamah internasional sehingga cepat berakhir masalah ini," ujarnya.

Pengusaha Jepang lain, CEO Trend Japan Co.Ltd, Ryuji Kitagawa juga berpendapat sama bahwa Senkaku adalah sepenuhnya milik Jepang.

BERITA REKOMENDASI

"Saya bingung masalah Senkaku ini malah jadi meluas ke mana-mana, padahal jelas milik Jepang," katanya.

Menurutnya, China harus menghormati hukum internasional seperti perdagangan bebas yang telah diatur internasional, permasalahan dua negara baiknya diselesaikan di mahkamah internasional, bukan dengan ngotot maunya sendiri menyatakan miliknya. Biar lembaga internasional yang memutuskan.

"China meremehkan kekuatan teknologi Jepang. Embargo yang dilakukan terhadap Jepang menghentikan pengiriman bahan baku tertentu, tidak berpengaruh besar. Bahkan kini dengan kemajuan teknologi Jepang menemukan sendiri bahan dasar pengganti yang lain. Lalu kapan-kapal China menabrakkan dirinya ke kapal petugas penjaga laut Jepang di sekitar Senkaku. Semua itu jelas memalukan sekali di mata internasional," katanya.

Permasalahan dua negara ini sebenarnya mudah diselesaikan, tapi upaya China selalu menolak maju ke mahkamah internasional membuat masalah ini tak pernah selesai.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas