Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kepulauan Senkaku Dulu Tak Berpenghuni Kini Jadi Rebutan Jepang dan China

Tak seorang pun yang melirik apalagi tertarik kepada pulau tersebut. Lalu Jepang menganggap sebagai pulau miliknya.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kepulauan Senkaku Dulu Tak Berpenghuni Kini Jadi Rebutan Jepang dan China
Foto Kyodo
Pulau Uotsuri, Pulau Minamikojima dan Pulau Kitakojima yang biasa disebut dengan kepulauan Senkaku atau Diaoyu disebut China. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - KepulauanSenkaku semula adalah pulau tak bertuan dan tak berpenghuni sampai akhir tahun 1894. Tak seorang pun yang melirik apalagi tertarik kepada pulau tersebut. Lalu Jepang menganggap sebagai pulau miliknya.

Pada zaman restorasi Meiji tepatnya tahun 1885, pemerintah Jepang melakukan survei yang hasilnya, pulau tersebut tidak ada pemiliknya. Saat itu, Menteri Dalam Negeri Jepang, Aritomo Yamagata, mengajukan permintaan resmi agar pulau dimasukkan ke Jepang.

Tanggal 14 Januari 1895, Jepang mengumumkan secara resmi memiliki pulau tersebut pada saat perang Cina-Jepang dan kemenangan pada tentara Jepang atas China. Hal itu terjadi tiga bulan sebelum penandatanganan Pakta Shimonoseki, pakta perdamaian penghentian perang dan pengakuan Cina kalah terhadap Jepang. Lalu Jepang membuat tanda di Kubajima (Pulau Kuba) dan Uotsurijima (Pulau Uotsuri) sebagai tanda pulau tersebut milik Jepang. Keputusan politik itu baru terungkap tahun 1950.

Kepulauan Senkaku yang terdiri dari lima pulau dengan luas keseluruhan tujuh kilometer persegi terdiri dari Pulau Uotsuri (Diaoyu Dao), Pulau Taisho (Chiwei Yu), Kubajima (Huangwei Yu), Pulau Kita Kojima (Bei Xiaodao) dan Pulau Minami Kojima (Nan Xiaodao).

Pemerintah Jepang sejak tahun 1930 memperkenankan swasta, keluarga Jepang bernama Tatsuhiro Koga, membeli dan mengelola pulau tersebut dan membayar pajak kepada pemerintah Jepang setiap tahun. Saat ini uang pajak dari pulau itu sekitar 24 juta yen setahun.

Koga membuat usaha (perikanan) Katsuobushi di pulau tersebut sehingga jumlah penduduk menjadi sekitar 200 orang. Setelah perang dunia kedua berakhir, pulau itu yang menjadi bagian dari Okinawa, diambil pihak Amerika Serikat. Lalu tahun 1971 Okinawa termasuk pula Pulau Senkaku dikembalikan kepada Jepang. Kepemilikan berganti dari keluarga Koga tahun 1970-an dibeli keluarga Kurihara hingga kini.

BERITA REKOMENDASI

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tahun 1969 mengumumkan bahwa di Kepulauan Senkaku banyak sumber alam mineral dengan nilai sekitar satu triliun dolar AS kalau dikelola dengan baik. Gara-gara pengumuman PBB tersebut, pulau yang tadinya tak dilirik--kecuali Jepang--akhirnya jadi perhatian dunia terutama China yang langsung ingin merebut balik sampai detik ini Kepulauan Senkaku. Ternyata inti persoalan adalah kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.

Sidang Keamanan PBB tanggal 20 Mei 1972 memutuskan Amerika Serikat mengembalikan Okinawa termasuk Pulau Senkaku (China menyebut Pulau Diaoyu) kepada Jepang. Sejak lepas dari Amerika, hingga kini banyak kasus terjadi persengketaan antara China dan Jepang. China tak mengakui Kepulauan Senkaku milik Jepang. Persengketaan internasional tak terhindari, muncul penembakan kapal laut antar kedua negara berulang kali.

Senin, 16 April 2012, Gubernur Tokyo, Shintaro Ishihara (79), mengumumkan pada konferensi pers di Washington bahwa pemda Tokyo akan membeli Pulau Senkaku milik keluarga Kurihara. Hal ini membuat China meledak marah.

Ishihara berhasil mengumpulkan uang sumbangan dari masyarakat Jepang dalam empat bulan terakhir ini sebanyak 1,45 miliar yen. Tapi akhirnya persoalan diambil alih pemerintah pusat Jepang dan 11 September menandatangani jual beli kontrak dengan Kurihara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas