Robot Penjaga Keamanan ini Diklaim Bakal Ubah Dunia
Perusahaan Knightscope menamakan robot-robotnya Autonomous Data Machines. Robot-robot penjaga keamanan ini akan mengubah dunia.
Editor: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, LOS ANGELES - Bentuknya lonjong seperti peluru setinggi 1.5 meter dan berat 136 kilogram. Perusahaan Knightscope menamakan robot-robotnya Autonomous Data Machines. Robot-robot penjaga keamanan ini akan mengubah dunia.
“Ada 7 miliar orang di dunia dan dengan cepat akan bertambah menjadi 9 miliar orang. Para petugas penegak hukum dan keamanan yang sekarang kita miliki di seluruh dunia tidak akan mampu menandinginya,” kata William Santana Li dari Knightscope.
Li mengatakan robot-robot Knightscope itu bisa menjadi mata dan telinga bagi para penegak hukum. Dalam sebuah demonstrasi di Los Angeles, dia menunjukkan apa yang dilihat robot-robot itu.
"Ini live stream dari Machine 2 di kantor pusat Knightscope di Silicon Valley," lanjutnya. “Kami ingin robot bekerjasama dengan manusia. Biarkan mesin yang melakukan tugas komputasi yang berat dan tugas yang terkadang berbahaya, sementara manusia yang melakukan pekerjaan strategis dan mengambil keputusan. Jadi mereka selalu bekerja berdampingan,” imbuh Li.
Mesin-mesin itu bergerak bebas dalam parameter tertentu. Mereka tidak membawa senjata tetapi memiliki kamera video yang bisa berputar 360 derajat sepanjang hari.
Robot itu juga memiliki kemampuan untuk mendeteksi senjata kimia dan biologis. Li mengatakan dengan lebih banyak penjagaan, oleh robot sekalipun, perilaku kriminal akan berubah.
Profesor hukum Universitas California Los Angeles Eugene Volokh mengatakan robot-robot semacam itu dapat membantu melawan kejahatan apabila digunakan dengan benar.
“Kalau robot itu ditempatkan dimana polisi biasanya ditempatkan dan hanya melihat apa yang bisa dilihat polisi, tidak ada masalah konstitusi; tidak ada masalah pelanggaran hak-hak privasi,” kata Eugene Volokh.
Namun, Volokh memperkirakan akan ada isu-isu yang timbul yang mirip dengan kamera yang dipasang di badan polisi.
“Satu kekhawatiran yang mungkin ada ialah ‘saya sadar apabila saya melakukan kegiatan ilegal, polisi mungkin menangkap atau menilang saya. Tetapi saya tidak mau videonya dirilis, lalu dipasang di internet, yang memperlihatkan saya melakukan sesuatu yang mungkin memalukan atau semacam itu.’ Menarik untuk melihat bagaimana hukum negara bagian menangani video pengintaian semacam ini ‘demi kepentingan masyarakat,” imbuhnya. (VOA Indonesia)
Salah seorang pendiri perusahaan itu, William Santana Li, mengatakan banyak kliennya di AS dan luar negeri tertarik untuk memiliki petugas penjaga keamanan yang futuristik ini. (VOA Indonesia)