Tahun 2015 Jadi Tahun Beriklim Terpanas
Tahun 2015 dipastikan menjadi tahun bercuaca terpanas dibandingkan 2014.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine
TRIBUNNEWS.COM - Tahun 2015 dipastikan menjadi tahun bercuaca terpanas dibandingkan 2014.
Menurut data terbaru yang dirilis Kamis (18/6/2015) lalu, statistik iklim menunjukkan 2015 akan mengalahkan rekor tahun terpanas yang sebelumnya diraih pada 2014.
Berdasarkan data rilisan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), planet Bumi baru saja mengalami Mei dan musim semi terpanas melampaui rekor.
NOAA mencatat, 2015 ini temperatur global meningkat sebanyak -17 derajat Celsius (1,57 derajat Fahrenheit) dari rata-rata temperatur di abad 20, mengalahkan rekor lama -18 derajat Celsius (0,14 derajat Fahrenheit).
Selain itu, data tersebut menunjukkan adanya gejala akan terjadi pemanasan global jangka panjang, yang disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti yang dikatakan oleh para ilmuwan.
Secara global, Mei bukanlah satu-satunya bulan yang terpanas. Bahkan Mei merupakan bulan keempat bertemperatur terbesar dibanding rata-rata temperatur bulan lainnya, menurut catatan NOAA.
Menurut ilmuwan NOAA, temperatur panas sebagian besar diakibatkan oleh meningkatnya temperatur air laut, yang dipengaruhi oleh El Nino yang terjadi di Samudera Pasifik.
"Laut menjadi penyebab pemanasan yang terjadi selama pemantauan kami di tahun terakhir ini dan dalam setengah hingga dua tahun ini," ucap Deke Arndt, kepala pemantauan iklim NOAA di National Centers for Environmental Education (NCEI).
Arndt berpendapat dirinya tidak memprediksi 2015 akan lebih panas dari 2014, namun ada kemungkinan besar akan terwujud demikian, jika melihat iklim lima bulan pertama di 2015 ini.
"Perubahan iklim layaknya pengendali jangka panjang. Rasanya seperti berdiri di eskalator yang sedang bergerak ke atas, sedangkan El Nino membuat rasanya seperti sedang melompat di eskalator yang bergerak," kata Arndt.