Keluarga MH370 Tolak Kesimpulan Pemerintah Malaysia
Oleh karena itu mereka meminta agar analisis puing-puing potensial milik MH370 dilakukan oleh otoritas yang tidak memihak.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok keluarga korban tragedi hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370, menolak kesimpulan pemerintah Malaysia mengenai puing-puing bagian pesawat yang ditemukan di pulau Reunion, hingga hasil analisa menyeluruh dikeluarkan.
Suara 370, kelompok dukungan internasional keluarga korban MH370, juga menegaskan kecurigaan mereka terhadap penanganan pascahilangnya pesawat yang dilakukan pemerintah Malaysia.
Oleh karena itu mereka meminta agar analisis puing-puing potensial milik MH370 dilakukan oleh otoritas yang tidak memihak.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, sebelumnya mengatakan bahwa berdasarkan hasil analisa yang dilakukan oleh para ahli di Prancis, bagian sayap yang ditemukan di Pulau Reunion merupakan bukti fisik pertama bahwa pesawat Malaysia Airlines menemui ajalnya di Samudera Hindia.
"Namun, setelah satu minggu, para ahli lain tidak setuju dengan pernyataan itu," dikutip dari pernyataan Suara 370.
"Tak perlu dikatakan, sebagian besar keluarga telah menolak untuk menerima pernyataan pemerintah Malaysia, dan sedang menunggu analisis yang lebih pasti dan meyakinkan," katanya.
Pesawat berjenis Boeing 777 itu hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur-Beijing, pada tanggal 8 Maret 2014, dengan membawa 239 penumpang dan awak.
Pascahilangnya pesawat, pemerintah Malaysia dikecam lantaran lambat untuk melepaskan informasi, dan serangkaian pernyataan yang membingungkan atau bertentangan.
"Hal ini menyebabkan keluarga memiliki keraguan tentang keahlian mereka, kemampuan dan niat."
Pihak berwenang Perancis menolak mengatakan lebih jauh seperti yang diklaim Najib, mereka hanya mengatakan bahwa bagian sayap pesawat tersebut sangat tinggi kemungkinannya milik MH370.(Asiaone.com)