Pria Gay Asal Timur Tengah Buruan ISIS Curhat ke Dewan Keamanan PBB
Dua orang pria gay asal Arab Saudi membagikan pengalamannya sebagai target militan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Dalam sebuah diskusi yang digelar Dewan Keamanan PBB, Senin (24/8/2015), dua orang pria gay asal Timur Tengah membagikan pengalamannya sebagai target militan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.
Subhi Nahas hadir untuk bersaksi secara langsung di hadapan para peserta diskusi, sedangkan seorang pria gay lainnya bernama Adnan ikut bersaksi melalui telepon.
Dilansir dari VOA News, Subhi menceritakan bagaimana ketakutan menguasai dirinya ketika Alqaeda hadir di Suriah, tempat di mana Subhi dahulu bermukim bersama keluarganya pada 2012.
Sejak itu, hingga Suriah kini sudah dikuasai oleh ISIS, Subhi menyaksikan bagaimana kaum homoseksual kerap menjadi korban kekerasan kelompok-kelompok ekstremis.
"Saya takut keluar rumah. Di rumah pun saya tidak aman, sebab ayah saya yang selalu memantau saya akhirnya tahu bahwa saya adalah gay," cerita Subhi.
Ketakutannya itu akhirnya membawa Subhi ke Turki. Namun, di sana ia malah menerima ancaman dari bekas teman sekolahnya yang sekarang sudah bergabung dengan ISIS.
Sekarang, Subhi sudah menetap di Amerika dan bekerja di Organisasi untuk Pengungsi, Pencari Suaka, dan Imigran (ORAM) demi membantu pemerintah serta agen pengungsi untuk melindungi kaum pengungsi LGBT. Ia mendesak PBB agar peduli terhadap pengungsi LGBT.
"Di kalangan masyarakat kami, menjadi gay artinya mati. Ketika ISIS membunuh orang-orang gay, kebanyakan orang di sana senang saja, karena mereka pikir kami ini iblis dan ISIS akan mendapat pahalanya," kata Adnan.
Diskusi pada hari itu difokuskan membahas bagaimana kaum LGBT di Timur Tengah semakin banyak menjadi target buruan militan ISIS. Ini merupakan pertama kalinya Dewan Keamanan PBB menggelar diskusi yang membahas isu LGBT. (Reuters/VOA News)