Dua Aktivis Femen Bertelanjang Dada Sabotase Konferensi Muslim Perancis
Dua wanita aktivis gerakan feminis tiba-tiba naik ke panggung sebuah konferensi Muslim di Perancis.
Laporan Wartawan Tribun Sumsel Muhamad Edward
TRIBUNNEWS.COM, PERANCIS - Dua wanita aktivis gerakan feminis tiba-tiba naik ke panggung sebuah konferensi Muslim di Perancis.
Dilansir dari Mirror. co.uk, para aktivis itu berasal dari kelompok gerakan feminis radikal Femen.
Kala itu, kedua aktivis yang bertelanjang dada tersebut melompat ke atas panggung.
Pada dada mereka, terdapat kalimat protes "Tidak ada yang membuat saya menyerah".
Satu di antara aktivis lalu berteriak sambil mengangkat satu tangan dan merebut microphone dalam konferensi Muslim yang di Kota Pontoise, Perancis, yang berada tak jauh dari Paris.
"Tidak ada yang membuat saya menyerah, tidak ada yang memiliki saya, saya adalah nabi bagi diri saya sendiri," teriak wanita tersebut.
Melihat aksi itu, petugas langsung naik ke panggung dan meminta keduanya turun.
Namun karena keduanya menolak turun dari panggung, beberapa petugas keamanan akhirnya menyeret keduanya ke belakang pangung.
Aktivis itu kemudian diamankan petugas kepolisian setempat.
Untuk diketahui, Femen adalah kelompok protes ekshibisionis feminis yang didirikan pada tahun Ukraina pada tahun 2008.
Kelompok ini sekarang berbasis di Paris. Organisasi ini menjadi terkenal secara internasional untuk mengorganisir hal-hal yang kontroversial.
Misalnya, protes tanpa penutup dada menentang pariwisata seks, lembaga keagamaan, seksisme dan topik sosial, nasional dan internasional lainnya.
Femen, Pada Oktober 2013, memiliki keanggotaan terbesar di Perancis.
Organisasi ini, pada tahun 2012, mengklaim memiliki sekitar 40 aktivis di Ukraina, dan 100 lain yang telah bergabung dengan protes mereka di luar negeri , serta dua puluh ribu pendukung melalui jejaring sosial Vkontakte.
Organisasi ini menggambarkan dirinya sebagai "pertempuran patriarki dalam tiga manifestasi - eksploitasi seksual terhadap perempuan, kediktatoran dan agama" dan telah menyatakan bahwa tujuannya adalah "sextremism melayani untuk melindungi hak-hak perempuan".
Aktivis FEMEN telah secara rutin ditangkap dan ditahan oleh polisi sebagai tanggapan atas protes mereka.