Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapal Tanker Meledak, Diperkirakan 170 Orang Tewas

170 orang tewas dalam peristiwa ledakan kapal tanker pengangkut minyak

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kapal Tanker Meledak, Diperkirakan 170 Orang Tewas
Tribun Manado
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, SUDAN - 170 orang tewas dalam peristiwa ledakan kapal tanker pengangkut minyak di Sudan Selatan, seperti disampaikan pejabat setempat.

Kapal tanker tersebut disandarkan di dekat jalan raya di Maridi, negara bagian Western Equatoria, dan penduduk lokal memindahkan pipa bahan bakar ketika ledakan terjadi.

Setidaknya 50 orang terluka dalam peristiwa itu dan penyebab kebakaran belum diketahui..

Rumah sakit lokal kewalahan mengatasi para korban dan pejabat negara telah meminta bantuan kepada Palang Merah dan PBB.

Kapal tanker tersebut bertolak dari ibu kota Juba dan berjarak sekitar 250 km dari Maridi, ketika mengenai jalan raya dan terbalik.

Seorang pejabat, Maradi Wilson Thomas Yanga, mengatakan kepada program "BBC Focus on Africa", ketika pengemudi kapal berupaya mencari pertolongan ke kota terdekat, penduduk lokal naik ke tanker untuk mengambil angkutan bahan bakar.

Pasokan kesehatan minim

Berita Rekomendasi

Yanga mengkonfirmasi jumlah korban tewas mencapai 176 orang, dan pejabat setempat khawatir banyak korban luka yang tidak diketahui karena mereka telah meninggalkan lokasi.

Para dokter dan staf medis diterbangkan dari berbagai wilayah di negara tersebut untuk membantu keadaan darurat, tambah dia.

Dokter setempat, Chandi Savior, mengatakan kepada Radio Tamazuj bahwa pasokan dasar alat kesehatan sangat sedikit, seperti oksigen dan obat penghilang rasa sakit.

Sudan Selatan menjadi negara yang independen pada 2011, setelah terjadi kesepakatan damai dengan Sudan yang menghentikan perang sipil terlama di Afrika.

Negara ini merupakan salah satu yang termiskin di Afrika, dan lebih dari 2,2 juta orang dipaksa untuk mengungsi dari rumah mereka karena konflik antara faksi pasukan pemerintah dan pemberontak.(BBC Indonesia)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas