Ujian Kesabaran Sumiarti di Mekkah, Terinjak-injak saat Badai hingga Kebakaran Hotel
Banyaknya orang mengakibatkan dia terjatuh dan terinjak-injak kakinya sehingga dirinya tak mampu lagi berjalan.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Sumiarti (61), hanya bisa duduk di kursi roda setelah dirinya terinjak-injak ketika badai besar melanda Masjidil Haram, Jumat (11/9/2015).
Jemaah dari Pemalang, Jawa Tengah ini tidak menyangka akan terjadi badai desertai hujan deras saat berangkat dari pemondokannya.
Ia bersama satu orang temannya berangkat ke Masjidil Haram menggunakan Bus Salawat.
Setibanya di terminal, ia pun turun dan tiba-tiba hujan badai menerpa Masijidl Haram dan sekitarnya.
Ia pun berlari ke pintu masuk Masjidil Haram untuk menghindari hujan lebat tersebut.
Tetapi saat bersamaan orang lain pun berlari menuju pintu Masjidil Haram yang dituju Sumiarti.
Banyaknya orang mengakibatkan dia terjatuh dan terinjak-injak kakinya sehingga dirinya tak mampu lagi berjalan.
"Saat kejadian (crane jatuh) saya berada di luar Masjidil Haram. Saya terjatuh dan saya pun dibawa ke BPHI," ujarnya saat berbincang dengan wartawan di pemondokannya, Kamis (16/9/2015).
Pensiunan Kepala Sekolah di Pemalang tersebut mengalami memar di bagian kaki kirinya dan hingga kini masih belum bisa berjalan normal.
Sehingga harus duduk di kursi roda dan bila berjalan harus menggunakan kursi sebagai peganganya.
"Saya hanya bisa bersabar dan pasrah," ucapnya.
Pemondokan Terbakar
Saat kembali dari Rumah Sakit Al Noor memenuhi undangan Kementerian Kesehatan Saudi Arab Saudi, Rabu (15/9/2015) malam, Sumiarti memejamkan matanya sejenak di pemondokan.
Namun tidak lama, asap mengepul di pemondokannya sehingga Sumiati bersama 1.000 lebih jemaah lainnya di hotel tersebut harus dievakuasi ke luar pemondokan.
Wanita kelahiran Bantul, Yogyakarta tersebut pun harus beranjak dari tempat tidurnya yang berada di lantai 3, dalam kondisi kaki kirinya belum pulih.
"Saya dibopong teman yang lainnya ke luar dari kamar," ucap Sumiati.
Memang di lantai 8 hotel yang ditempati wanita dari Kloter SOC 46 ini terjadi kebakaran.
Kamar yang dihuni dua jemaah haji Indonesia yang sudah tua tersebut muncul asap karena ada jemaah yang lupa mematikan penanak nasi saat menjalankan umrah di Masjidil Haram, Rabu (16/9/2015) malam.
Pemilik hotel Abdullah Quraisy mengungkapkan, kebakaran kamar hotel tersebut terjadi akibat jemaah lupa mematikan penanak nasi saat menjalankan umrah di Masjidil Haram.
"Orangnya baru ingat sedang menanak nasi di kamar saat sudah berada di kendaraan," ucapnya.
Tetapi kebakaran tersebut tidak berlangsung lama dan tidak merambat ke tempat lainnya dan hanya terlokalisir di kamar 801.
Meskipun demikian, pihak hotel bergerak cepat memperbaiki segala kerusakan di Lantai 8 akibat kebakaran tersebut untuk bisa ditempati kembali jemaah.
"Paling 12 jam lagi selesai perbaikannya. Tinggal nanti menunggu izin dari petugas pemadam di sini untuk dicek lagi, setelah dianggap tidak ada keluar baru dikeluarkan izin untuk kembali dihuni," ungkapnya.
Idris, petugas hotel mengaku saat kejadian melihat asap sudah mengepul.
Ia langsung membawa tabung pemadam kebakaran dan menyemprotnya.
Kemudian ia pun menelepon petugas pemadam kebakaran dan hanya butuh kurang lebih satu jam situasi sudah bisa dikendalikan.
"Pemadamannya cepat sampai asapnya hilang," ucapnya.
Sambil menunggu perbaikan kamar dilakukan, sebagian jemaah masih harus menunggu di lantai dasar dan lantai untuk makan dan musala yang berada di atas lantai dasar.
Sementara untuk kamar hotel yang ada di lantai 1 hingga lantai 3 sidah bisa ditempati kembali jemaah.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Kepala Daerah Kerja Mekkah Arsyad Hidayat mengungkapkan saat ini jemaah sudah bisa kembali ke pemondokannya. (*)