Aneh, di Desa Ini Anak Terlahir Laki-laki, Setelah Usia 12 Tahun Jadi Perempuan
bocah ini dikenal sebagai seorang laki. Namun, saat dia berusa 12 tahun, dia berubah menjadi perempuan.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Bila ada anak laki-laki saat berusia 12 tahun menjadi wanita, tentu di daerah lain akan menjadi aib keluarga. Tapi di daerah ini, kejadian aneh ini sudah dianggap hal biasa.
Seperti yang dialami Johnny yang sejak lahir hingga menjelang usia 12 tahun, bocah ini dikenal sebagai seorang laki. Namun, saat dia berusa 12 tahun, dia berubah menjadi perempuan.
Itu adalah salah satu contoh kasus yang terjadi desa Salinas, Republik Dominika. Di desa ini, satu dari 90 anak perempuan berubah menjadi laki-laki saat mereka berusia 12 tahun.
Anak-anak ini mengalami suatu ‘fenomena’ yang disebut Guevedoce yang berarti penis di usia 12, yaitu suatu kondisi di mana alat kelamin tidak berkembang hingga seorang anak tersebut mencapai usia pubertas.
Saking umumnya, anak yang mengalami fenomena yang biasanya dianggap tak lazim di tempat lain pada umumnya ini, tidak lagi dianggap sebagai anak yang aneh atau abnormal.
Penjelasan tentang fenomena ini dituturkan oleh Dr Michael Mosley kepada 'Countdown to Life' dari BBC2.
The Telegraph melaporkan Johnny mengatakan: 'Saya ingat saya pernah mengenakan gaun merah kecil.
"Saya lahir di rumah bukan di rumah sakit. Mereka tidak tahu apa jenis kelamin saya.
"Saya pergi ke sekolah dan saya mengenakan rok saya. Saya tidak pernah suka berpakaian seperti seorang gadis. Ketika mereka membelikan saya mainan anak perempuan saya tidak pernah merasa begitu tertarik bermain dengan mereka. Semua yang ingin saya lakukan adalah bermain dengan anak laki-laki." ujarnya.
Kondisi genetik langka ini pertama kali ditemukan oleh Dr Julianne Imperato.
Para ilmuwan percaya itu terjadi karena enzim yang hilang, yang mencegah hormon seks laki-laki dihidro-testosteron terbentuk.
Karena itu, begitu umum - dan diyakini disebabkan oleh isolasi yang terjadi akibat kondisi desa yang terisolasi sehingga penyakit ini seolah-olah turun-temurun.
Kondisi ini juga membuat Republik Dominika mengklasifikasikan orang sebagai laki-laki, perempuan, atau pseudohermafrodit. (Intisari-online.com)