Logo Museum Seni dan Perpustakaan Jepang Kemungkinan Diubah
Pemerintah Kota Ota di Perfektur Gunma akhirnya mempertimbangkan untuk kemungkinan mengubah logo Museum Seni dan Perpustakaan Ota.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah Kota Ota di Perfektur Gunma akhirnya mempertimbangkan untuk kemungkinan mengubah logo Museum Seni dan Perpustakaan Ota yang akan dibuka Oktober 2016.
Bahkan Masayoshi Shimizu, Wali Kota Ota sudah menekankan bahwa pembukaan museum tanpa logo tetap dilaksanakan nantinya.
"Kita sedang membuat survei dan berakhir 30 September nanti, tanya ke masyarakat apakah logo Museum dan Perpustakaan Seni Ota perlu diubah atau tidak," kata Tomioka pejabat pemda Ota khusus kepada Tribunnews.com, Senin (28/9/2015).
Apabila hasil survei menunjukkan banyak keberatan masyarakat akan logo tersebut, dipertimbangkan untuk mencari dan membuat logo yang baru.
Masalah logo menjadi masalah di Jepang setelah Logo Olimpiade 2020 dibatalkan oleh Panitia Olimpiade 2020 Tokyo karena adanya tuntutan ke pengadilan menyatakan logo tersebut penduplikatan dari logo sebuah teater di Belgia.
Perancang yang sama, Kenjiro Sano juga menarik mundur logonya dari beberapa produk eco bag buatan sebuah perusahaan minuman besar Jepang.
Meskipun kecaman bertubi-tubi bahwa banyak logo karya Sano merupakan duplikasi atau penjiplakan dari logo orang lain, bahkan proposalnya untuk Panitia Olimpiade 2020 menggunakan foto jelas-jelas mengambil dari foto orang lain yang tidak ada izinnya, Sano tetap tak mau mengakui kesalahannya tersebut. Bahkan tak pernah minta maaf kepada masyarakat Jepang.
Akibatnya, pemda Ota mempertimbangkan ulang untuk kemungkinan mengganti logo yang dibuat oleh Sano untuk museum mereka tersebut.
"Dari Indonesia juga sudah ada yang mempertanyakan logo kami tersebut karena dianggap mirip dengan logo yang ada di Amerika," ujarnya.