Bantu Pengungsi, Kandidat Wali Kota Cologne Ditikam
Seorang kandidat wali kota di Jerman , Henriette Reker, ditikam setelah berkampanye untuk merebut jabatan sebagai wali kota Cologne.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Gusti Sawabi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Seorang kandidat wali kota di Jerman , Henriette Reker, ditikam setelah berkampanye untuk merebut jabatan sebagai wali kota Cologne.
Diduga motif penyerangan adalah karena peran kandidat itu membantu pengungsi di Jerman.
Henriette Reker, ditikam oleh seorang pria berusia 44 tahun pada bagian leher, Sabtu (17/10/2015), hingga mengalami cedera serius dan harus mendapat perawatan rumah sakit.
Menurut laporan The Guardian, Henriette memang menghabiskan lima tahun terakhir ini melayani pengungsi di Cologne, yaitu menempatkan sementara pengungsi Suriah dan negara lainnya di beberapa tempat publik.
Sang pelaku dikatakan TIME belum diidentifikasi, namun ia sudah ditangkap dan ditahan oleh kepolisian, serta dijadwalkan menghadap pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Berdasarkan pemeriksaan psikologis, pria tersebut dikatakan sehat secara mental untuk mengikuti persidangan. Akan tetapi, disebutkan pula bahwa pria itu kerap menyuarakan sentimen anti-imigran.
Aksi tersebut kemudian dikatakan mengejutkan Kanselir Jerman Angela Merkel dan mengundang amarah publik Jerman. Pihak kepolisian menyebut serangan itu adalah tindak yang menyinggung "rasisme".
Meski cedera yang dialaminya serius, staf rumah sakit mengatakan pada Minggu (18/10/2015) bahwa Henriette kini dalam proses pemulihan, setelah menjalani operasi.
Henriette yang menjadi kandidat independen itu akhirnya memenangkan pemilihan suara pada Minggu itu, mengantongi 52,7 persen suara, dan resmi terpilih sebagai wali kota baru Cologne.
Serangan itu terjadi sembari Jerman sedang terseok menangani arus pencari suaka dan pengungsi yang masuk ke negara itu. Namun, di samping mendapat sambutan dari masyarakat dan pemerintah Jerman, para pendatang itu juga menerima protes dari kubu kanan yang menentang. (TIME/The Guardian)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.