Dikecam, Kelompok Anti-Islam Jerman Berkonvoi Menolak Pengungsi
Pegida terbentuk sejak insiden penembakan Charlie Hebdo pada Januari dan ribuan imigran dari Timur Tengah mulai menghambur ke Eropa.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, DRESDEN - Sekitar 15 ribu hingga 20 ribu pendukung kelompok anti-Islam di Jerman melakukan konvoi di Dresden, Jerman, Senin (19/10/2015),.
Konvoi ini mendapat kecaman dari sejumlah pihak.
Sejumlah pendukung yang terdiri dari pria dan wanita paruh baya berkumpul di depan Gereja Tritunggal Dresden, sambil membawa beberapa bendera nasional Jerman, dalam rangka merayakan HUT setahun terbentuknya kelompok itu.
Kelompok yang dinamakan Pegida itu dikatakan Deutsche Welle melakukan konvoi yang menyuarakan ketakutan akan meroketnya jumlah pengungsi di Eropa.
Aksi konvoi kemudian menjadi rusuh saat ribuan pendemo anti-Pegida yang menyuarakan "cinta kasih dan damai" mendekati lokasi konvoi tersebut.
Polisi anti-kerusuhan langsung tiba di lokasi kejadian dan berdiri di celah yang memisahkan antara dua kelompok tersebut, sembari mercon mulai dilempar dan diledakkan.
Menurut TIME, Pegida terbentuk sejak insiden penembakan Charlie Hebdo pada Januari dan ribuan imigran dari Timur Tengah mulai menghambur ke Eropa.
Sejak itu, Pegida menjadi kelompok yang kerap menyuarakan sentimen anti-Islam dan anti-imigran.
Merespon aksi konvoi yang menjadi rusuh itu, Wali Kota Dresden Dirk Hilbert kemudian merilis pernyataan yang bahwa ia mengecam segala tindak rasis, kekerasan, dan lainnya yang menyiratkan kebencian terhadap sesama.
Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maizière pun turut ikut mengecam aksi konvoi kelompok bernama panjang "Patriotic Europeans against the Islamization of the West" dan mengimbau masyarakat Jerman agar tidak terpengaruh luapan kebencian itu. (TIME/Deutsche Welle).