Nurhayati: Wakil Rakyat Harus Mendapat Perlindungan HAM
"Khususnya saat kampanye, jangan sampai para anggota parlemen kemudian dibully di media sosial," ujar Nurhayati Assegaf
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Dalam Sidang IPU ke 133 di Jenewa, Swiss, masalah Hak Asasi Manusia (HAM) bagi anggota parlemen menjadi topik bahasan menarik.
Pada sidang komite di Inter-Parliamentary Union (IPU) yang khusus membahas masalah ini, melalui forum Democrat in the digital, Era and the threat to privacy anf individual freedoms, hampir semua negara anggota IPU sepakat adanya batasan, yang mengatur menjaga seorang anggota parlemen tidak menjadi korban bully di media sosial.
"Isunya sangat menarik, demokrasi di era digital. Dalam forum ini disepakati agar parlemen membuat UU yang khusus menjaga privacy anggota parlemen. Khususnya saat kampanye, jangan sampai para anggota parlemen kemudian dibully di media sosial," ujar Nurhayati Assegaf, yang ikut dalam forum itu, Senin (19/10/2015).
Politisi Partai Demokrat ini mengungkap, masalah ini oleh beberapa negara menjadi hal yang penting
Beberapa negara, menjaga para wakil rakyatnya melalui sebuah perlindungan keamanan nasional, atau national security.
Dibahas, para anggota DPR, membuat UU menjaga privasi parlemen, khususnya saat kampanye untuk jaga para anggota parlemen di bully di media sosial..
Para pemilik media harus mendapatkan hukumam bila membiarkan para anggota parlemen menjadi korban bully.
"Kita memang memiliki UU ITE, namun, tidak mengatur hal ini. Intinya, kesepakatan ini akan kami bicarakan dengan mengedepankan HAM bagi setiap anggota parlemen. Terutama anggota parlemen yang perempuan agar dilindungi HAM-nya," Nurhayati menegaskan.
Initi dari kesepakatan negara-negara melalui forum ini, demokrasi yang dijalankan, tidak kebablasan. Dengan tetap, imbuh Nurhayati mengedepankan soal hak asasi manusia bagi setiap anggota parlemen.
"Agar mereka yang ingin menjadi anggota parlemen, tidak merasa takut. Terutama bagi kaum perempuan. Jangan setelah menjadi anggota parlemen, kemudian mudah dibully, yang tentunya berdampak tidak baik," ucapnya.
Mereka berharap, memotivasi agar mereka berani dalam proses demokrasi. Melindungi agar tak dengan mudah dibully.