Narkoba dan Judi Masih Jadi Penghasilan Besar Yakuza Jepang
Tentu saja tambahan lain dari uang setoran proteksi berbagai perusahaan kecil menengah Jepang
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Penghasilan dunia hitam Jepang dari kalangan mafia (Yakuza) saat ini masih dari narkoba dan judi di berbagai tempat di Jepang.
Tentu saja tambahan lain dari uang setoran proteksi berbagai perusahaan kecil menengah Jepang.
Sedangkan perusahaan besar, apalagi yang telah listed di pasar modal sangat sulit memperoleh (terkait UU Anti Yakuza yang semakin ketat).
"Sumber penghasilan Yakuza masih dari narkoba atau judi. Sedangkan perusahaan besar Jepang apalagi yang telah listed di pasar modal malahan sulit peroleh uang karena terkait UU Anti Yakuza," papar Isao Mori (54) penulis non fiksi dan spesialis Yakuza Jepang, khusus kepada Tribunnews.com malam ini.
Apabila di masa lalu belum adanya UU Anti Yakuza (Botaiho) masih emungkinkan dapat uang banyak dari perusahaan besar Jepang. Namun saat ini, tambahnya, sulit sekali karena peraturannya sudah semakin ketat. Jadi kalau pun dapat uang proteksi dari perusahaan kecil menengah.
Sedangkan furikomi sagi atau penipuan lewat telepon bohong, berpura-pura sebagai cucu sang nenek Jepang, banyak dilakukan lewat luar Jepang mislanya dari China oleh yakuza Jepang yang hijrah ke sana. Jumlah penipuan ini semakin besar saat ini.
"Penangkapan memang ada terhadap para penyelundup narkoba. Tapi kita lihat sendiri selalu terulang kembali tak ada habisnya karena mendapat untung besar sekali dari narkoba. Demikian pula judi di mana-mana tetap saja terjadi di Jepang. Sumber mata uang dari sana banyak diperoleh yakuza," lanjutnya.
Selain itu Yakuza terutama kelompok Yamaguchigumi juga memiliki dua perusahaan properti (fudosan) yang sudah ada sejak Pemimpin Watanabe, Ketua Yamaguchigumi generasi kelima sebelum Shinobu Tsukasa saat ini (generasi keenam).
Salah satu penyebab pecahnya Yamaguchigumi juga ada dugaan, kekayaan dari perusahaan Fudosan ini dibawa kabur oleh Kodokai, yakuza Nagoya di mana Tsukasa dulu adalah Ketuanya.
Masih belum jelas dan belum pasti hal tersebut tapi bukan tidak mungkin juga karena hal tersebut karena dulu yang membangun perusahaan fudosan itu sebenarnya banyak peranan dari Yamaken-gumi yang kini pecah dari Yamaguchigumi membentuk kelompok Kobe Yamaguchigumi (KY) sejak 5 September 2015.
Perpecahan kelompok Yamaguchigumi dipastikan dua hal karena soal uang dan karena kecemburuan penempatan personalia pimpinan Yamaguchigumi yang banyak dari kelompok Kodokai, kelompoknya Tsukasa.
Belum lagi setoran kepada Tsukasa mencapai ratusan juta yen tahun ini, baik untuk hadiah ulang tahunnya, hadiah musim semi, hadiah musim panas, sampai kepada iuran bulanan (Jonokin) dari bawahan ke atasan terutama ke Tsukasa.
"Apabila ada bukti setoran uang ke tsukasa tersebut, dengan mudah polisi bisa menangkapnya karena pasti melakukan penggelapan pajak penghasilan di Jepang. Itu yang terjadi dengan Nomura Ketua Kudokai, yakuza terbesar di Fukuoka sehingga Nomura kini masuk penjara. Cara yang sama kemungkinan akan dilakukan polisi untuk menangkap Tsukasa," katanya.
Meskipun telah terjadi perpecahan, Mori tidak yakin KY akan berumur panjang karena kekuatan personil jauh lebih banyak pada kelompok Tsukasa, juga kemampuan menggerakkan uang juga lebih kuat di kelompok Tsukasa ketimbang di kelompok KY.
Info lengkap yakuza silakan baca di www.yakuza.in
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.