Pesawat Rusia yang Jatuh di Mesir Diduga Patah Saat Berada di Udara
Meski begitu, Sorochenko mengatakan bahwa "terlalu awal untuk membuat kesimpulan" mengenai penyebab kecelakaan
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Pejabat senior di Komite Penerbangan Interstate Rusia (MAK) menyebut bahwa pesawat Airbus 321 yang jatuh di Mesir patah saat berada di udara.
Hal itu menyebabkan kecelakaan maut yang menewaskan tujuh awak dan 217 penumpang di pesawat milik maskapai asal Rusia, Kogalymavia.
"Disintegrasi itu terjadi di udara dan fragmen patahan menyebar di area yang luas," kata Kepala MAK, Viktor Sorochenko yang dilansir kantor berita RIA-Novosti di Kairo, seperti dikutip dari AFP Minggu (1/11/2015).
Meski begitu, Sorochenko mengatakan bahwa "terlalu awal untuk membuat kesimpulan" mengenai penyebab kecelakaan.
MAK merupakan badan yang menginvestigasi kecelakaan pesawat tersebut. Adapun Sorochenko ditunjuk Pemerintah Rusia untuk memimpin sejumlah ahli kecelakaan udara melakukan penyelidikan di Mesir.
Penyelidikan internasional dimulai dengan mencari tahu alasan pesawat turun dan mengurangi ketinggian.
Pejabat Kementerian Darurat Rusia pun menyatakan, pihaknya menyusuri area seluas 16 kilometer persegi di kawasan terpencil di Semenanjung Sinai, tempat jatuhnya pesawat, sebagai bagian dari investigasi.
Hingga saat ini, kotak hitam pesawat itu telah ditemukan dan masih dianalisis.
Pesawat dengan nomor registrasi KGL-9268 itu terbang menuju St Petersburg, Rusia, dari resort wisata Sharm El-Sheik, Sabtu (31/10/2015). (AFP/Kompas.com)