Ini Tuntutan Demonstran Bertopeng untuk Pemerintah Inggris
Mereka hanya menuntut perubahan positif pada pemerintahan dan dunia.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Sebenarnya tidak banyak yang diteriakkan oleh para pendemo bertopeng di London pada Kamis (5/11/2015).
Mereka hanya menuntut perubahan positif pada pemerintahan dan dunia.
Untuk mewujudkan itu, bermacam hal disebutkan oleh para pendemo yang dituntut pada pemerintah untuk diperhatikan agar perubahan atau revolusi bisa terwujud.
Berbagai pendapat dari banyak pihak, terutama kelompok pendemo yang mengaku anti-kapitalis itu, yang dituntut dari pemerintah dan menjadi sebab pendemo ikut meramaikan rally bertopeng itu.
Dikutip dari The Guardian, netizen yang meramaikan laman Facebook "Million Mask March" menyebutkan berbagai alasan mengapa demo harus dilakukan, mulai dari keluhan terhadap isu kelaparan, pendidikan, HAM, dan lainnya.
"Saya nampaknya tidak ikut (demo itu), tapi kalau Anda butuh alasan (mengapa harus ikut demo): Jumlah lapangan kerja, standar pendidikan, sektor perindustrian, serta layanan publik dan nasional memburuk," tulis akun itu.
"Semua dijual, pajak dinaikkan atau dialihkan untuk kebutuhan lain, dan investasi infrastruktur dikurangi begitu saja oleh pihak-pihak rakus."
"Bahkan yang mereka yang kelaparan harus kena PHK atau pengangguran, yang hidupnya sulit harus kena sanksi terus dan harus membayar pajak barang yang mereka gunakan untuk bertahan hidup."
Selain itu, menurut Telegraph, kelompok pendemo juga memprotes hancurnya kebebasan sipil dan sistem keamanan negara, serta ketidakadilan bagi kaum miskin, imigran, lansia, dan difabel.
Pada intinya, semua berinti pada yang mereka sebut sebagai "pengkhianatan pemerintah" dan membuat mereka menuntut revolusi, seperti yang tertulis pada papan-papan yang mereka bawa saat berdemo, yaitu "Satu Solusi: Revolusi".
Aksi demo "Million Mask March" diadakan pada Kamis (5/11/2015) dan diikuti oleh ribuan pendemo bertopeng wajah tokoh Guy Fawkes dalam film 'V for Vendetta'. (Telegraph/The Guardian)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.