Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemilu Demokratis Pertama di Myanmar, Aung San Suu Kyi Yakin Menang

Para pemantau pemilu dari luar negeri pun turut memantau pemilu yang dibuka jam 6 pagi waktu setempat.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pemilu Demokratis Pertama di Myanmar,  Aung San Suu Kyi Yakin Menang
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Poster dan spanduk yang mengecam Biksu Ashin Wirathu dan tokoh prodemokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi dibawa massa dari Solidaritas Indonesia untuk Kemanusiaan saat berdemonstrasi terkait etbis Rohingya di depan Kedutaan Besar Myanmar, di Jakarta Pusat, Jumat (29/5/2015). Demonstran mendesak Myanmar menghentikan kekerasan, melindungi, dan mengakui keberadaan etnis Rohingya. Partai oposisi Liga Nasional bagi Demokrasi (NLD), pimpinan Aung San Suu Kyi, ikut dalam pemilu demokratis pertama Myanmar hari ini. 

TRIBUNNEWS.COM, MYANMAR - Setelah pemungutan suara digelar, Minggu (8/11/2015), penghitungan suara telah dimulai dalam pemilu Myanmar.

Pemilu demokratis Mynmar ini adalah yang pertama digelar sejak pemerintahan militer berakhir empat tahun lalu.

Dilaporkan NHK, Minggu (8/11/2015) bahwa tempat-tempat pemungutan suara berhenti menerima pemilih pada Minggu (8/11/2015) pukul 16.00 waktu setempat.

Untuk daerah Yagon dan kota-kota besar lainnya masih terlihat antrian warga untuk memberikan suara mereka ke tempat pemungutan suara (TPS).

Diperkirakan, penghitungan suara akan tertunda secara signifikan di Yangon dan kota-kota besar lain yang masih banyak warga mengantri memberikan suara.

Sebagaimana diberitakan, masyarakat sudah mengantri sejak sebelum subuh di depan TPS di Yangon, kota terbesar Myanmar, guna memasukkan suara mereka dalam pemilu pertama negara itu sejak kekuasaan militer berakhir empat tahun lalu.

Para pemantau pemilu dari luar negeri pun turut memantau pemilu yang dibuka jam 6 pagi waktu setempat.

Berita Rekomendasi

Asa Aung San Suu Kyi

Myanmar beralih ke pemerintahan sipil pada tahun 2011 setelah pemerintahan militer selama lebih dari setengah abad. Tetapi presiden dan banyak menteri di pemerintahan sekarang memiliki latar belakang militer.

Partai oposisi Liga Nasional bagi Demokrasi (NLD), pimpinan Aung San Suu Kyi, berharap untuk mengalahkan Partai Uni Solidaritas dan Pembangunan yang berkuasa demi memperoleh mayoritas di parlemen.

NLD harus memperoleh sekurangnya dua pertiga kursi di parlemen untuk membentuk pemerintahan. Karena seperempat kursi di parlemen dialokasikan bagi anggota militer.

Komisi pemilu Mynmar mengatakan pihaknya memperkirakan untuk mulai mengumumkan hasil-hasil pendahuluan pada Senin pagi atau setelahnya.

Akan tetapi NLD akan mengumumkan hasil-hasil penghitungan suaranya sendiri sebelum pengumuman resmi.

Hasil keseluruhan mungkin menjadi jelas secepatnya pada Senin pagi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas