Cerita Insiden Teror Paris, Anggota Band Eagles of Death Metal Menitikkan Air Mata
Saat insiden itu, band asal AS tersebut tengah menggelar konser di gedung itu, di mana ratusan orang hadir di sana.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Bercerita soal insiden serangan teror di gedung teater Le Bataclan, Paris, anggota band rock Eagles of Death Metal menitikkan air matanya.
Saat insiden itu, band asal AS tersebut tengah menggelar konser di gedung itu, di mana ratusan orang hadir di sana.
Kelima personel dan seorang kru band itu kemudian membagikan kisah di balik insiden yang mereka sebut "mengerikan" itu dalam wawancara eksklusif Vice.
Kejadian bermula saat band itu tengah bermain dan tiba-tiba tiga pelaku serangan masuk ke hall, mulai menembak secara membabi buta.
Eden Galindo, pemain gitar, mengaku saat itu ia tak tahu ketiga penembak itu sebenarnya menargetkan siapa, namun anggota band yang berada di panggung langsung melindungi diri, bersembunyi di balik drumset dan pinggir panggung.
Sesaat ketika si penembak kehabisan peluru, Eden mengatakan dirinya dan Jesse Hughes, sang vokalis, langsung kabur dari panggung, sementara Jesse berlari mencari kekasihnya yang berada di lantai atas.
"Jesse langsung menaiki tangga ke lantai atas, namun ia akhirnya buru-buru kembali turun lantaran melihat para penembak itu di sana," tutur Eden.
Matt McJunkins yang berposisi sebagai bassist, terjebak di hall yang menjadi venue konser bersama sejumlah fans.
Ia bercerita bagaimana seisi ruangan itu ketakutan karena tak ada akses keluar sama sekali.
Ia juga mengatakan bahwa di dalam ruangan itu juga terdapat orang-orang yang mengalami cedera karena terkena tembakan. Di sana, mereka saling membantu menangani cedera dengan apa saja yang bisa dilakukan.
"Kami menemukan sebuah kotak pendingin dan menggunakan botol bir yang di dalamnya sebagai senjata kami (untuk berjaga-jaga). Hanya itulah yang kami miliki saat itu," jelas Matt.
Empat personel dan seorang kru band itu pada intinya berhasil menyelamatkan diri.
Mereka bercerita sambil sesekali meneteskan air mata, mengenang kengerian dan rekan-rekan yang tak selamat dari insiden itu.
Satu personel lain yang turut diwawancara, yaitu drummer sekaligus penggagas band, Joshua Homme, tak ikut ke Paris.
Ia ikut menceritakan apa yang dirasakannya saat menerima kabar soal insiden tersebut. (Vice/The Guardian)