Ahli Matematika Malah Jadi Penari di Jepang
Awalnya sih gak tertarik Jepang, malahan tertarik Belanda
Editor: Johnson Simanjuntak
Akhirnya balik ke Wakoshi perfektur Saitama ke kampung halaman suaminya dan fokus di Tokyo dua tahun terakhir ini sambil ikut menari dengan teman-teman Indonesia lainnya di berbagai kegiatan, termasuk acara-acara yang dilakukan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
"Ya kalau kita menari di KBRI dapat 10.000 yen per orang. Kita sendiri tak minta berapa relakan semua kepada KBRI. Yang penting bisa memberikan kebahagiaan kepada para tahu memperkenalkan kesenian dan budaya Indonesia kita khususnya kepada orang Jepang dan tamu lainnya," jelas Atin.
Lain lagi kisah enari yang cantik ini pula, Phepy Nurdinah (35) yang juga bersuamikan orang Jepang, sering kali berkacamata ganteng kalau jalan bersama-sama.
"Saya tuh mas wakyu kecil usia 3-5 tahun suka dipukuli pake kayu kalau menarinya tidak benar. Ingat deh kejadian itu," papar Phepy sambil tertawa mengenang masa kecilnya.
Karena saat latihan menari sering kali lupa tak hafal gerakannya, tekannya lagi. Tapi ya akhirnya jadi sangat fokus saat ini kalau menari sehingga gerakannya profesional kalau kita menari tarian yang dibawakan Phepy saat ini.
"Dulu bahkan saya pertama kali menari ke luar negeri ke Singapura saat SMA kelas tiga sekitar tahun 1997, senang juga sih dan tak terlupakan kayaknya," tambahnya.
Kini dengan domisili dan suaminya orang Jepang, Phepy semakin ingin fokus mempelajari tariannya di sana sini.
Baju-baju tarian Phepy pun suka dipinjam teman tarinya karena di Jepang memang tak ada toko penjual baju tarian Indonesia, "Jadi ya kita beli langsung di sanggar di Indonesia kalau mau baju tarian Indonesia dan perlengkapannya."
Itulah mungkin warna-warni kehidupan para penari Indonesia yang mungkin bisa menjadi "pahlawan" bagi seni dan budaya Indonesia di Jepang, memperkenalkan kepada warga Jepang keragaman budaya khususnya tarian Indonesia.
Mereka adalah para penarik Indonesia yang berdomisili di Jepang dan semuanya tergabung ke dalam Komunitas Budaya Indonesia di Jepang (KSBIJ) yang bertujuan untuk mempromosikan budaya dan seni Indonesia di Jepang dengan para member adalah para ahli atau spesialis seni dan budaya Indonesia yang ada di Jepang.
Kumpulan mereka bisa dilihat di Facebook yang dapat diakses gratis di: https://www.facebook.com/groups/budayaindonesiajepang/ dengan jumlah spesialis seni dan budaya Indonesia di Jepang saat ini 32 orang dan terus bertambah dari waktu ke waktu.