Ketegangan di Timur Tengah Meningkat Menyusul Konflik Arab Saudi-Iran
Juru bicara Departemen Luar Negeri John Kirby, mengatakan AS akan terus melakukan sebisanya untuk meredakan ketegangan.
Editor: Hasanudin Aco
Perselisihan baru antara Arab Saudi dan Iran ini muncul pada saat Iran tampaknya hampir menuntaskan kewajibannya untuk mendapatkan keringanan dari sanksi yang melumpuhkan terkait perjanjian nuklir internasional.
Para pejabat Iran telah mengatakan mereka berharap dapat mencapai apa yang disebut Hari Implementasi pada bulan Januari.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan diplomatik dengan Arab Saudi dan sekutu Teluk lainnya yang telah menyatakan keprihatinan bahwa Iran yang kuat tanpa sanksi bisa menguncang kawasan tersebut.
Di tengah keretakan baru antara kedua negara itu, AS mungkin perlu kembali merangkul Arab Saudi untuk meredakan kekhawatirannya, kata Patrick Clawson, analis di Washington Institute for Near East Policy.
"Jaminan ini khususnya akan sangat membantu saat kesepakatan nuklir bergerak maju dan sanksi diringankan pada Hari Implementasi," katanya.
Masih belum jelas bagaimana pengaruh meningkatnya ketegangan antara Arab Saudi dan Iran terhadap isu-isu regional lain di mana AS berkepentingan.
Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri John Kirby, mengatakan AS akan terus melakukan sebisanya untuk meredakan ketegangan.
"Kami secara konsisten telah mendesak semua pihak untuk meredakan ketegangan di kawasan itu sehingga kita semua dapat terus bekerja untuk menyelesaikan masalah mendesak di Irak, Suriah, Yaman dan tempat lain di Timur Tengah," katanya. [as/ab]
Sumber: VOA-Indonesia