Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemenlu RI Ingin TKI Tidak Dijadikan Komoditas

Maraknya kasus tindak pidana perdagangan orang masih menghampiri tenaga kerja Indonesia (TKI).

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kemenlu RI Ingin TKI Tidak Dijadikan Komoditas
TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Sejumlah TKI membuat pengaduan di kantor Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Medan, Sumatera Utara, Rabu (6/1/2015). Sebanyak 23 orang TKI asal Sumut ditipu dan ditelantarkan di Malaysia selama dua minggu oleh sebuah perusahaan biro jasa pengiriman TKI di Medan.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maraknya kasus tindak pidana perdagangan orang masih menghampiri tenaga kerja Indonesia (TKI).

Mereka diiming-imingi gaji tinggi dan banyak yang tak pikir panjang langsung mengiyakan tawaran tersebut.

Sementara oknum yang memberangkatkan TKI itu justru mengirim mereka ke daerah konflik, seperti ke negara-negara kasawan Timur Tengah.

Padahal pemerintah Indonesia sudah memoratorim pengiriman TKI ke sana.

Namun, di sisi lain, UU pun mengatur soal transaksi TKI yang tidak memandang tenaga sebagai obyek, tapi justru sebuah komoditas.

"Yang harus diubah perspektif HAM-nya TKI menjadi obyek. Kalau jadi komoditas, TKI wajar kalau begitu (menjadi korban TPPO)," kata Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal kepada wartawan, Selasa (9/2/2016).

Sejauh ini, UU memang hanya mengatur bisnis terkait TKI saja.

BERITA REKOMENDASI

Untuk itu, Kemenlu dan DPR tengah memformulasi rancangan UU mengenai TKI.

Dimana di dalamnya tercantum hal mendasar seperti norma-norma yang harus diikuti pengguna jasa TKI.

Indonesia sendiri telah menandatangani konvensi soal buruh migran dan sudah meratifikasinya.

Dijelaskan Iqbal, Kementerian Tenaga Kerja menjadi inisiator dalam pembentukan UU ini.

Selanjutnya, ketika aturan tersebut sudah jadi, maka akan dipakai sebagai standar nasional.

"Jadi UU nanti sekaligus implementasi konvensi itu," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas