Korut Kehilangan 22 Persen Pendapatan Dari Penutupan Kaesong
Korut justru kehilangan lebih dari 22% dari penghasilan negaranya
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kawasan industri bersama yang berada di Korea Utara (Korut) di perbatasan dengan Korea Selatan (Korsel) kini ditutup dan bahkan Korea Utara memberikan ancaman perang kepada Korsel akibat negara itu mengritik mengecam keras peluncuran peluru kendali Korut empat hari lalu.
"Investasi Korsel di Kawasan Industri Kaesong sedikitnya 270 miliar yen dan dengan ditutupnya kawasan industri tersebut, Korut justru kehilangan lebih dari 22% dari penghasilan negaranya," papar sumber Tribunnews.com yang spesialis Korut sore ini, Kamis (11/2/2016).
Para pekerja dan yryk bisnis Korsel tampak banyak kembali pulang ke Korsel di perbatasan antara kedua negara dari Kawasan Industri Kaesong sekal pagi ini seperti disiarkan televisi NHK.
Seorang pengendara truk merasa kecewa karena tidak ada karyawan yang masuk kerja sejak kemarin akibat perintah pemerintah Korut yang memboikot Korsel kemarin.
Selain perintah menutup kawasan industri tersebut, Korut juga mengancam untuk menyita semua asset Korsel yang ada di kawasan industri tersebut dan menjadikan kawasan tersebut sebagai markas militer tentara Korut untuk menyerang Korsel di masa mendatang.
Kawasan Industri Kaesong dibuka sejak tahun 2004, sekitar 10 kilometer di dalam Korut dari perbatasan dengan Korsel.
Kebijakan Sunshine (matahari terbit) konsiliasi inter-Korean di akhir ytahun 1990 oleh Presiden Korsel Kim Dae-Jung dengan pemimpin Korut Kim Jong-Il tahun 2000, menghasilkan pembentukan kawasan industri tersebut di tahun 2004.