Inilah Pesawat Tempur yang Paling Mencuri Perhatian di Ajang Singapore AirShow 2016
Salah satu yang menjadi pusat perhatian di ajang Singapore Airshow 2016 adalah jet tempur F-35 yang dibuat Amerika Serikat.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Singapura menjadi tuan rumah pameran dunia penerbangan dalam acara Singapore AirShow 2016 yang digelar mulai tanggal 16 Februari sampai 21 Februari 2016.
Dalam acara yang digelar di Changi Exhibition Centre, sebagian besar pelaku industri penerbangan di seluruh dunia memamerkan produk-produk terbarunya.
Nama besar seperti perusahaan pesawat Airbus, Boeing, Rolls Royce, hingga pembuat helikopter yang awalnya ingin digunakan Presiden Joko Widodo Agusta Westland, ikut terjun.
Tak hanya itu, peralatan penerbangan untuk militer juga mejeng di stand milik perusahaan pembuat pesawat Sukhoi United Aircraft Corporation (UAC) dan RSAF produsen jet tempur, F-16 (Black Knight).
Suasana Singapore AirShow 2016.
Perusahaan elektronik pertahanan internasional yang berbasis di Israel, Elbit Systems juga memamerkan produk terbaru mereka, yaitu pesawat tanpa awak kecil (Drone) yang dinamakan Skylark 3.
Salah satu yang menjadi pusat perhatian pengunjung adalah jet tempur F-35 yang dibuat Amerika Serikat.
Pesawat ini adalah pesawat tempur supersonik berkursi tunggal, bermesin tunggal, yang dapat melakukan banyak fungsi, antara lain pertempuran udara-ke-udara (dogfight), dukungan udara jarak dekat, dan pengeboman taktis.
Dalam acara ini hadir juga, Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait untuk menandatangani kerjasama pembelian lima full flight simulator.
Penandatanganan perangkat simulasi penerbangan bagi pilot ini dilakukan melalui MoU dengan CAE Inc, sebuah perusahaan pembuat simulator dan pelatihan penerbangan yang berbasis di Montreal, Kanada.
CAE adalah salah satu perusahaan pemodelan, simulasi dan pelatihan penerbangan sipil dan pertahanan. Perusahaan ini mempekerjakan sekitar 8.000 orang di lebih dari 100 situs dan lokasi pelatihan di sekitar 30 negara.