Pelajar Indonesia di Sekolah APU Jepang Masih Stres dan Trauma
Para pelajar Indonesia yang berada di sekolah Asia Pacific University (APU) di Beppu Perfektur Oita umumnya mengalami stres dan trauma.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Para pelajar Indonesia yang berada di sekolah Asia Pacific University (APU) di Beppu Perfektur Oita umumnya mengalami stres dan trauma.
Diharapkan pihak sekolah dapat mendampingi para pelajar Indonesia itu secara aktif.
"Kesimpulan sementara, most of the student mengalami traumatic aftershock/after disaster trauma. Untuk itu saya meminta secara khusus agar pihak kampus dapat mendampingi mahasiswa secara intensif," tulis Atase Pendidikan kedutaan besar Republik Indonesia (KBRI) Alinda F Zein, kepada para orangtua murid APU yang diterima Tribunnews.com, Selasa (19/4/2016) pagi.
Alinda juga menyarankan agar para pelajar tersebut tidak terpisah dari grupnya sehingga bisa terpantau terus oleh APU.
"APU akan menyediakan konseling untuk traumatic healing. Mohon kepada bapak ibu di Indonesia mempercayakan kondisi anak-anak kepada APU dan Kuyakuso. Jika boleh tidak menyarankan mereka terhadap hal-hal yang membuat mereka terlepas dari "group" yang bisa terpantau oleh APU dan Kuyakuso," katanya.
Tambahan catatan Alinda, Senin (18/4/2016) malam sebanyak 12 murid pindah ke Fukuoka karena mengikuti saran orangtuanya.
"Karena akan sulit membantu jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi," katanya.
Kunjungan Alinda kemarin ke Beppu, kesaksian matanya menunjukkan tidak ada kerusakan sama sekali di Kota Beppu.
"Tidak ada korban jiwa sebagaimana yang dialami Perfektur Kumamoto atau pun yang disiarkan NHK/CNN. Infrastruktur (air, listrik, gas, telekomonikasi) pada semua lokasi lancar. Bahkan internet dibuka secara gratis pada titik-titik evakuasi dan pusat-pusat kota. Supply makanan juga tidak mengalami gangguan sama sekali. Bahkan pada titik-titik evakuasi ada sumber makanan halal dari komunitas masjid Beppu," jelasnya.
Alinda bersama tim relief KBRI yaitu Darius dan Agung, melakukan dialog langsung dengan mahasiswa Indonesia baik yang stay di Dormitory Kampus AP House maupun di downtown.
Senin (18/4/2016) malam Alinda didampingi Dahlan (Dosen APU dari Indonesia) dan Ririn, seorang psikolog yang sedang S2 di APU.
"Secara langsung mereka mengamati anak-anak yang stay dievakuasi Ishigaki dan Sakaigawa," katanya.
Selain itu Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) APU juga secara intensif terus memberikan arahan-arahan kepada teman-temannya melalui Line dan Facebook.
"Saya pun berkomunikasi dengan anak-anak ke dalam group ini melalui account Ririn (line) dan menjadi member di FB mahasiswa APU," ungkap Alinda.