Ruang Lapis Emas Senilai Rp 6,6 Triliun Curian Nazi Ditemukan
Dikatakan bunker tersebut dulunya menjadi tempat tentara Jerman berlindung pada zaman perang.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, MAMERKI - Seorang sejarawan asal Polandia menemukan lokasi ruangan berlapis emas senilai Rp 6,6 triliun curian Nazi di Polandia.
Bartlomiej Plebanczyk mengatakan ruangan tersebut terletak secara tersembunyi di dalam sebuah bunker bawah tanah peninggalan Perang Dunia II.
Dikatakan bunker tersebut dulunya menjadi tempat tentara Jerman berlindung pada zaman perang.
Ruangan tersebut disebut sebagai Ruangan Amber (Amber Room), yang interiornya sebagian besar terbuat dari lapisan emas dan permata.
Ruangan Amber tadinya merupakan milik pemerintah Rusia, sampai akhirnya diambil alih oleh Nazi pada 1941.
Penemuan itu terjadi setelah beberapa uji radar bawah tanah dilakukan pada September di sebuah hutan dekat Desa Mamerki, Polandia.
Dari uji tersebut, diketahui ada sebuah ruangan kecil di dasar bunker pangkalan tentara Jerman itu.
Plebanczyk yakin bahwa ruangan tersebut adalah ruangan yang selama ini diklaim sebagai harta karun Rusia.
“Sekarang kami sedang dalam proses meminta perizinan dari otoritas setempat untuk mengebor ke dalamnya dan menurunkan kamera video guna memeriksa isinya,” kata Plebanczyk.
Jika benar ruangan itu adalah Ruangan Amber, para ahli menaksir harga jualnya bisa mencapai Rp 6,6 triliun.
Kereta emas
Sementara itu sebelumnya ada kisah tentang kereta emas.
Di kalangan pemburu harta karun, cerita tentang kereta peninggalan Nazi pimpinan Adolf Hitler yang mengangkut emas batangan merupakan cerita masyhur.
Sudah puluhan tahun cerita ini beredar. Namun, keberadaan kereta itu belum juga diketahui.
Kini kabar "kereta emas" Nazi itu kembali terdengar, setelah disebut-sebut bahwa keberadaannya telah diketahui.
Sejumlah ahli menduga, kereta itu berada di sebuah wilayah pegunungan kawasan Polandia. Pemerintah setempat pun diminta segera melakukan investigasi.
Dilansir dari CNN, Jumat (28/8/2015), "kereta emas" itu disebut berada di sebuah terowongan yang terkubur di kawasan pegunungan sebelah barat daya distrik Walbrzych.
Pejabat setempat menganggap, sejumlah bukti yang ditemukan sudah cukup untuk mengungkap keberadaan "kereta harta karun" itu.
Kereta itu dikabarkan menghilang pada 1945, pada akhir Perang Dunia II. Ketika itu, pasukan Red Army Uni Soviet mulai mendekati pasukan Nazi dan bersiap masuk ke wilayah Jerman.
Menurut pengetahuan lokal warga setempat, kereta itu berangkat dari stasiun di kota Wroclaw, yang dulu merupakan kota yang dikuasai Jerman.
Sekarang, Wroclaw dikenal sebagai Breslau di Walbrzych. Kereta itu sendiri diperkirakan tidak pernah sampai stasiun tujuan.
Asisten Wali Kota Walbrzych, Arkadiusz Grudzien, mengatakan bahwa kereta itu memang belum ditemukan.
Namun, keberadaannya semakin terang setelah dua orang yang mengklaim tahu keberadaannya telah menghubungi pemerintah untuk segera dipelajari oleh kementerian pertahanan, kementerian perbendaharaan, kementerian keuangan, dan kementerian kebudayaan.
"Kami bisa mengonfirmasi bahwa jika klaim itu memang benar, maka (kereta) itu berada di teritori Walbrzych," ujar Grudzien.
Menurut hukum Polandia, maka sebesar 10 persen akan diberikan kepada penemu sebagai hadiah. Jika "kereta emas" itu benar ada, dua orang yang menemukan itu, seorang wargaPolandia dan seorang warga Jerman, disebut akan mendapatkan hadiah dari Pemerintah Polandia.
Meski begitu, Grudzien ragu bahwa dua orang itu akan mendapat hadiah penemuan sebesar 10 persen.
"Saat ini, lokasi kereta belum dipastikan, tetapi kami percaya bahwa bukti yang diperlihatkan sudah kuat untuk mencari benda itu secara serius," ucapnya.
Adapun Deputi Wali Kota Walbrzych, Zygmunt Nowaczyk, mengatakan tidak bisa memberikan informasi apa pun mengenai penemuan "kereta emas" peninggalan Nazi itu.
"Saya hanya ingin menambahkan bahwa 'temuan' itu secara legal merupakan milik Perbendaharaan Negara," ucapnya.
Kabar mengenai hadiah penemuan itu sebelumnya diungkap oleh pejabat lokal kota lain, Marika Tokarska.
Meski kabar penemuan "kereta emas" itu begitu kuat, sejarawan lokal, Joanna Lamparska, meragukan penemuan itu, demikian halnya dengan lokasi yang dimaksud.
"Opini saya, mungkin orang itu melaporkannya ke pejabat tertentu, ke tempat lain dari kereta yang lain," tuturnya.(UPI/AP/CNN)