Kronologi Kematian Sandera Asal Kanada, Dari Liburan Hingga Penemuan Potongan Kepala
Ia diculik bersama seorang warga Kanada Robert Hall, warga Filipina Marites Flor, dan warga Norwegia Kjartan Sekkingstad.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Sandera kelompok Abu Sayyaf asal Kanada, John Ridsdel, akhirnya tewas dieksekusi oleh kelompok itu, Senin (25/4/2016).
Ridsdel menjadi sandera Abu Sayyaf sejak 21 September 2015 lalu, ketika dirinya diculik saat berlibur di sebuah resort wisata di Pulau Samal.
Ia diculik bersama seorang warga Kanada Robert Hall, warga Filipina Marites Flor, dan warga Norwegia Kjartan Sekkingstad.
Mereka lalu dibawa dan ditahan di Pulau Jolo, yang selama ini diyakini sebagai lokasi kelompok Abu Sayyaf biasa menahan sanderanya.
Sebulan usai penculikan, kelompok itu merilis sebuah video yang menuntut tebusan sebesar Rp 105 miliar dan menampakkan wajah para sandera.
Wajah Ridsdel muncul lagi di video terakhir yang rilis pada 15 April 2016, meminta pada pemerintah Kanada untuk membayar tebusan sesuai deadline baru.
Setelah deadline tebusan pada 8 April tak dipenuhi, deadline baru yang jatuh pada 25 April ditentukan dan ancaman yang diberikan adalah eksekusi sandera.
Ternyata deadline itu juga tak dipenuhi dan nyawa Ridsdel menjadi korbannya, yang dipenggal tepat pada Senin (25/4/2016) pukul 15.30 waktu setempat.
Menurut petugas setempat kepada Inquirer, pemenggalan dilakukan di Sitio Pegeh Mount Dahu, Kota Talipao.
Kematian Ridsdel dikonfirmasi setelah kepolisian Sulu menemukan sebuah bungkusan plastik berisi potongan kepala pria Kaukasia pukul 19.35.
Bungkusan plastik itu diketahui dilempar oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor yang hingga kini belum dapat diidentifikasi siapa.
Sebelum itu, dilaporkan ada jasad pria Kaukasia ditemukan tanpa kepala di Kota Jolo.
PM Kanada Justin Trudeau kemudian mengonfirmasi kematian Ridsdel, usai laporan soal penemuan potongan kepala itu diberitakan media Filipina. (Channel News Asia/Inquirer)