Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gara-gara Perang Antar Geng, Harga Satu Peluru di Jepang 10.000 Yen, Pistol 800.000 Yen

Jumlah ini berkurang 23 senjata api dibandingkan tahun 2014.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Gara-gara Perang Antar Geng, Harga Satu Peluru di Jepang 10.000 Yen, Pistol 800.000 Yen
Foto Sankei
Penggerebegan markas udara Yamaguchigumi di Kobe belum lama ini oleh polisi perfektur Hyogo. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Keributan bahkan bisa dikatakan perang sporadis saat ini antara kedua geng mafia Jepang (yakuza) yaitu Yamaguchigumi dan Kobe Yamaguchigumi (KY) meningkatkan harga amunisi dan pistol serta senjata api lain di Jepang.

"Harga satu butir peluru saja bisa mencapai 10.000 yen saat ini, untuk menghabiskan satu nyawa mungkin," ujar sumber Tribunnews.com Rabu ini (4/5/2016).

Borongan untuk 100 peluru mungkin bisa mencapai sedikitnya satu juta yen, namun ada kemungkinan bonus satu peluru tambahan.

Selain harga amunisi meningkat, harga senjata api termasuk pistol juga meningkat.

Yang tadinya sekitar 200.000 yen atau 300.000 yen terakhir ini bisa mencapai 700.000 yen - 800.000 yen sebuah di pasar gelap di Jepang.

Penggunaan pistol ini untuk "perang" antar kedua geng tersebut yang saat ini tampaknya masih teredam polisi karena akan ada penyelenggaraan KTT G7 tanggal 26 Mei mendatang di Perfektur Mie.

Berita Rekomendasi

Setelah tamu asing pulang diperkirakan akhir Mei atau awal Juni perang antar geng akan dimulai kembali dan saat ini semua anggota yakuza tampaknya sedang menata diri serta memperlengkapi diri menyambut perang kembali di bulan Juni mendatang.

Perang Yamaichi yaitu perang internal Yamaguchigumi di masa lampau mengakibatkan 25 orang meninggal dunia termasuk orang awam terkena peluru nyasar serta penembakan salah orang.

Sebanyak 317 kejadian terjadi tembak-menembak saat Perang Yamaichi tersebut. Bahkan bos Yakuza, Masahisa Takenaka sempat tertembak dan meninggal akibat perang tersebut.

Akibat perang tersebut hukum pelanggaran UU Pengontrolan Senjata Api dan Pedang Jepang semakin berat, sehingga penggunaan pistol apalagi sampai cedera dan meninggal bisa mencapai penjara sekitar 10 tahun penjara.

Data kepolisian nasional Jepang menuukkan selama tahun 2015 telah dilakukan penyitaan sedikitnya 383 senjata api dari masyarakat khususnya kalangan yakuza.


Jumlah ini berkurang 23 senjata api dibandingkan tahun 2014.

Sejak tahun 1967 penyitaan senjata api yang dilakukan kepolisian, rata-rata kini berkurang 39,4% per tahun.

Tahun lalu sekitar 8 penembakan terjadi antar geng Yakuza saat pertikaian, jumlahnya jauh berkurang dibandingkan tahun sebelumnya.

"Dalam setiap penggeberebegan markas yakuza di berbagai tempat, umumnya pihak kepolisian jarang mendapatkan senjata api," ujar sumber Tribunnews.com lagi.

Meskipun demikian bukan berarti tidak ada tempat persembunyian untuk senjata api di luar markas yakuza.

Di tempat yang tidak diduga biasanya disembunyikan persenjataan api tersebut.

Misalnya di rumah kosong yang sudah tak berpenghuni dan ada plang ingin dijual, pernah ditemukan di dalamnya tersembunyi beberapa pucuk senjata api di sana, ditemukan tidak terduga sama sekali oleh pihak kepolisian berkat laporan masyarakat yang melihat ada gerakan aneh di dalam rumah kosong tersebut.

Mengingat rawannya dan kemungkinan perang antar geng yakuza ini, sumber Tribunnews.com menyarankan agar jangan sering bepergian ke tempat markas tempat hiburan malam yang banyak anggota yakuza seperti Kabukicho Shinjuku Tokyo.

"Baiknya jauhkan sementara Kabukicho, daripada kena peluru nyasar repot nanti," katanya.

Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas