Puluhan Ribu Pelajar Asing di SD Jepang Lemah dalam Penguasaan Bahasa Jepang
Lebih dari 37.000 pelajar asing yang sekolah di SD Negeri Jepang diketahui lemah dalam penguasaan bahasa Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Lebih dari 37.000 pelajar asing yang sekolah di SD Negeri Jepang diketahui lemah dalam penguasaan bahasa Jepang.
Anak itu dari kawin campur atau memang anak asing yang orangtuanya berdomisili di Jepang.
"Hasil laporan tim ahli Kementerian Pendidikan Jepang menemukan data dari hasil penelitian mereka. Ternyata saat ini lebih dari 37.000 pelajar asing di tingkat pendidikan dasar sekolah negeri di Jepang lemah dalam penguasaan bahasa Jepang," ungkap sumber Tribunnews.com di Kementerian Pendidikan Jepang, Selasa (31/5/2016).
Jumlah tersebut berarti 1,6 kali jauh lebih banyak dibandingkan data 10 tahun lalu.
"Kelemahan penguasaan bahasa Jepang tersebut antara lain kemungkinan dari penggunaan buku bahasa Jepang yang mungkin kurang bisa dimengerti para anak asing tersebut," ujar dia.
Oleh karena itu Kementerian Pendidikan Jepang akan membuat buku yang lebih mudah dimengerti dalam penggunaan bahasa Jepang (yasashi nihongo), sehingga anak asing tersebut dapat lebih mudah menyerap dan mengerti isi buku yang ditulis dalam bahasa Jepang nantinya.
Kesulitan mengerti bahasa Jepang akan berdampak kepada ketertinggalan murid dalam penguasaan nilai dan pelajaran yang bersangkutan.
Misalnya dalam pendidikan matematika. Dengan penguasaan bahasa Jepang yang kurang baik, maka akan tertinggal dalam penguasaan pendidikan matematika dibandingkan anak Jepang yang lain dalam satu kelas yang sama.
Salah satu upaya agar tidak tertinggal dalam pendidikan formal di pendidikan Jepang, sekolah bahasa Jepang Pandan College (www.pandan.ac.id) dari Indonesia misalnya, mengirimkan muridnya ke sekolah Jepang (SLTA Jepang) yang lebih mudah belajarnya, sambil (seiring) dengan belajar bahasa Jepang, sehingga pelajaran formal SLTA Jepang itu dapat diserap mudah oleh pelajar SLTA Indonesia yang belajar SLTA di Jepang saat ini.
Di tahun ketiga SLTA, dapat lulus sama-sama dengan anak Jepang lainnya dan langsung dapat ikut ujian ke level S-1 di Jepang tanpa perlu kursus bahasa Jepang lagi