Akankah Yakuza Jepang Bertahan Jadi Organisasi Kejahatan Terkaya di Dunia?
Dulu Yamaguchigumi per 2014 tercatat memiliki kekayaan sedikitnya 8 triliun yen atau sekitar 80 miliar dolar AS.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Organisasi kejahatan di dunia cukup banyak, namun mafia Jepang (yakuza) adalah yang terkaya di dunia terutama Yamaguchigumi per tahun 2014 saat majalah Fortune mempublikasikan data kekayaan tersebut. Apakah masih demikian saat ini?
"Yamahguchigumi sudah pecah sejak akhir Agustus lalu dan per 1 September 2015 terbentuk Kobe Yamaguchigumi (KY) yang kini semakin banyak anggota dan kelompoknya dan semakin kuat," ungkap sumber Tribunnews.com, Rabu (1/6/2016).
Dulu Yamaguchigumi per 2014 tercatat memiliki kekayaan sedikitnya 8 triliun yen atau sekitar 80 miliar dolar AS atau sama nilainya dengan kekayaan Toyota Motor Corporation saat itu.
Organisasi kejahatan terkaya di dunia nomor dua adalah dari Rusia bernama Solntsevskaya Bratva dengan kekayaan 8,5 miliar dolar AS.
Lalu kekayaan ketiga dan keempat masing-masing dari Italia yaitu Camorra dengan kekayaan 4,9 miliar dolar AS dan Ndrangheta juga dari Italia dengan kekayaan 4,5 miliar dolar AS.
Kekayaan kelima terbesar organisasi kejahatan dunia dari Meksiko dengan nama Sinaloa Cartel dengan kekayaan 3 miliar dolar AS.
Semua organisasi kejahatan di dunia penghasilannya rata-rata sama dari narkoba, judi, penjualan senjata api, pelacuran, uang palsu (money laundering) dan sebagainya.
Sejak September 2015 setelah pecah menjadi dua kelompok besar yaitu Yamaguchigumi dan KY maka kekayaan mereka pun terpecah dua.
Berarti Yamaguchigumi kini memiliki sekitar 4 triliun yen dan KY memiliki sekitar yang sama 4 triliun yen.
"Bahkan ada kemungkinan KY lebih besar daripada Yamaguchigumi karena kelompok Yamaken gumi yang dipimpin Kunio Inoue yang juga bos KY memang sejak dulu berasal dari orang kaya yang sangat kuat. Organisasi ini memiliki berbagai perusahaan property," ungkap sumber itu lagi.
Perpecahan kedua kelompok juga karena persoalan uang di mana kelompok KY merasa tertekan "diperas" oleh kelompok Tsukasa Shinobu yang bos Yamaguchigumi itu dengan berbagai uang yang besar jumlahnya.
Meledaklah kekesalan mereka saat uang hadiah ulang tahun Tsukasa Januari 2015 yang besarnya lebih dari 100 juta yen.
Lalu masih pula ditarik uang tissue, uang kertas, uang setoran bulanan dan sebagainya yang per bulan bisa 50 juta yen khususnya bagi Yamakengumi karena dinilai kelompok ini banyak uang.
Meskipun demikian semua kelompok yakuza Jepang saat ini merasa kekurangan uang dan terus berkurang karena peraturan perundangan yang sangat membatasi Yakuza di masyarakat, sehingga gerakannya menjadi sangat sulit saat ini.
Kesulitan tersebut berupa kesempatan cari uang di dunia kejahatan, dimanfaatkan oleh mafia China yang ada di Jepang dengan caranya sendiri dan hal ini membuat yakuza gemas dan mencari strategi agar "kue" penghasilan tak berkurang. Tetapi bisa mengajak serta pihak luar itu (pihak ketiga) sebagai pemasok uang pendapatan yang besar juga.
Saat ini memang masih bekerjasama dengan mafia China tersebut sepanjang "kue" yakuza tidak berkurang dan tidak merugikan keberadaan yakuza di tempat-tempat pencarian uang selama ini.
"Namun di masa depan tak ada yang tahu apakah kelompok pihak ketiga tersebut akan masuk bergabung ke yakuza atau tidak, belum ada yang tahu karena kemungkinan juga ada di mana saat ini sebenarnya beberapa kelompok yakuza banyak dipengaruhi orang keturunan Korea di Jepang, umumnya sudah generasi ketiga orang Korea yang ada di Jepang," jelasnya lagi.
Info lengkap yakuza bisa dibaca di www.yakuza.in.