Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejumlah Insiden yang Bikin Erdogan Marah Lalu Pulang Cepat dari Prosesi Pemakaman Muhammad Ali

Erdogan memperpendek jadwal perjalanannya. Dia terbang kembali ke Turki pada Kamis malam, usai mengikuti doa

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Sejumlah Insiden yang Bikin Erdogan Marah Lalu Pulang Cepat dari Prosesi Pemakaman Muhammad Ali
Arab News/AP
Recep Tayyip Erdogan 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan adalah salah satu dari sejumlah tokoh dunia yang sejak awal menyatakan akan hadir dalam rangkaian prosesi pemakaman legenda tinju dunia Muhammad Ali.

Erdogan pun memenuhi janjinya itu. Secara khusus dia melakukan penerbangan menuju Louisville, Kentucky, kota kelahiran Ali, untuk memberikan penghormatan terakhir, Kamis (9/6/2016) lalu.

Namun di luar dugaan, seperti dilansir laman DailyMail, Jumat (10/6/2016) atau Sabtu WIB, Erdogan memperpendek jadwal perjalanannya. Dia terbang kembali ke Turki pada Kamis malam, usai mengikuti doa bersama.

Sebelumnya dia dijadwalkan mengikuti seluruh rangkaian acara yang digelar sepanjang hari di Louisville, Jumat.

Kepulangan Erdogan itu ternyata merupakan buntut dari kemarahannya.

Sebelumnya, nama dia dicoret dari daftar tokoh yang bakal memberikan sambutan di rangkaian prosesi pemakaman, dengan alasan keterbatasan waktu.

Tak hanya itu, mengutip dari the Dogan news agency,  panitia penyelenggara pemakaman pun menolak niat Erdogan untuk meletakkan kain dari Ka'bah di atas kafan yang membalut jenazah Ali.

BERITA REKOMENDASI

Selain itu, keinginan Erdogan agar Menteri Agama Turki Mehmet Gormez membaca bagian dari ayat Al-Quran dalam acara tersebut juga tak bisa diwujudkan.

Bahkan, para pengawal Presiden Turki juga sempat terlibat pertengkaran dengan otoritas dinas rahasia AS ketika berada di Louisville.

Erdogan lantas meninggalkan AS setelah menghadiri acara doa untuk Ali, dan mengikuti acara buka puasa bersama warga Meskhetian Turks, -sebuah kelompok etnis asli Turki yang di era Stalin, tahun 1940-an, terusir dari kampung halaman (sekarang wilayah Georgia, berbatasan dengan Turki).

Sebelumnya, selain Erdogan, Raja Jordan Abdullah juga dijadwalkan memberikan sambutan dalam acara penghormatan untuk Muhammad Ali.

"Ini bukan soal siapa mereka, ini semata-mata karena kami tak memiliki kesempatan yang cukup untuk memberikan kesempatan kepada mereka," kata Jurubicara keluarga Ali, Bob Gunnell.


Gunnel lalu menambahkan, sesunguhnya, perwakilan para tokoh tersebut telah menerima kenyataan itu dengan baik, dan mengaku mengerti dengan keadaan tersebut.

Dalam perjalanan menuju AS, Erdogan menguraikan pujian untuk sosok Ali. Dia menyebut Ali sebagai tokoh yang tak hanya berjuang di atas ring tinju, tapi juga berjuang untuk umat Islam di muka bumi.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas