Ini Pengakuan Mantan Isteri Omar Mateen Si Eksekutor Brutal Orlando
Sitora Yusufiy pun mengungkapkan pengalaman hidup dengan lelaki yang dinikahinya selama empat bulan di tahun 2009 itu.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Mantan istri Omar Mateen, Sitora Yusufiy akhirnya angkat bicara tentang sosok lelaki yang menewaskan 50 orang di klab malam di Orlando, Amerika Serikat, Minggu dini hari (12/6/2016) itu.
Dengan dukungan tunangannya, Sitora Yusufiy pun mengungkapkan pengalaman hidup dengan lelaki yang dinikahinya selama empat bulan di tahun 2009 itu.
Seperti dilansir laman BBC, Senin (13/6/2016), Sitora mengaku keluarganya telah menyelamatkan dia dari cengkraman kebrutalan Omar Mateen.
Pria kelahiran New York tahun 1986, dari ayah imigran Afganistan itu ternyata kerap melakukan kekerasan fisik kepada Sitora.
Sitora mengaku dipukuli berulang selama masa hidupnya yang singkat besama Mateen.
"Pemukulan itu terjadi bahkan untuk hal-hal yang sangat sepele, misalnya saat saya tidak mencuci pakaian," ungkap Sitora.
"Ketika temperamennya memuncak, dia bisa menumpahkan kemarahannya kepada apapun. Secara mental, dia tidak stabil, dia sakit mental," kata Sitora lagi.
"Rasanya, hanya penjelasan itu yang bisa saya berikan," sambung dia.
Sebelumnya, Kepolisian Orlando telah mengidentifikasi Mateen, sebagai pelaku penembakan yang juga melukai 53 orang lainnya di klub malam kaum gay tersebut.
Diketahui, pria bernama lengkap Omar Mir Seddique Mateen itu belum lama pindah ke Fort Pierce, Florida, 120 mil sebelah tenggara Orlando.
Pada saat penyerangan, Mateen melakukannya seorang diri dengan menggunakan senjata laras panjang semi-otomatis AR-15, seperti dilaporkan Daily Mail.
Dari jumlah korban, Mateen tercatat sebagai warga sipil penyerang tunggal dengan jumlah korban tewas terbanyak di AS sejak serangan teror 11 September 2011 di menara kembar WTC.
Mateen sebenarnya dalam pengawasan otoritas keamanan AS sehingga pernah diinterogasi FBI pada 2013 dan 2014. Namun, ia dibebaskan karena petugas tidak menemukan potensi ancaman.
Petugas mengatakan, sebelum menyerang klub malam di kawasan Pulse, Orlando, Mateen telah menelepon 911, untuk menyatakan janji setianya pada Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).