Saitama Jepang Mau Dibom, Ternyata Ulah Pelajar SMP Cari Sensasi
Polisi langsung menangkapnya dan memproses hukum terhadap anak usia 15 tahun tersebut.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ancaman pengeboman sempat membuat panik banyak warga Jepang terutama yang tinggal di kota Saitama Jepang, tetangga Tokyo.
"Seseorang menuliskan berita ancaman mengebom banyak tempat di kota Saitama bulan Mei lalu. Hal ini membuat panik beberapa orang di Saitama dan polisi anti serangan cyber segera menelusuri identitas mengirim berita itu dan langsung menangkapnya malam hari," ujar sumber Tribunnews.com Jumat ini (17/6/2016).
Kejadian sebenarnya bulan Mei lalu. Setelah posting di media news (berita) Jepang ancaman pengeboman seluruh tempat di Saitama, polisi langsung mengusut jalur identitas pengiriman berita tersebut.
Akhirnya ditemukan dan tercatat identitas pelanggan internet seorang Pengacara Jepang.
Tanggal 24 Mei jam 20:00 waktu Jepang polisi mendatangi rumah tersebut dan melakukan investigasi termasuk bicara dengan Pengacara tersebut.
Ternyata yang mengirimkan pesan itu adalah putranya seorang pelajar SMP kelas tiga, usia 15 tahun dari rumahnya tersebut.
Polisi langsung menangkapnya dan memproses hukum terhadap anak usia 15 tahun tersebut.
Pelajar kelas tiga SMP itu menuliskan, "Bom akan meledak tanggal 25 Mei jam 15:34 untuk menghancurkan Saitama."
Pelajar itu mengakui kesalahannya tersebut.
"Saya cuma ingin mendapat perhatian dan menonjol di masyarakat makanya saya buat pemberitaan seperti itu," ujar sang anak kepada polisi.
Untuk mencegah jangan sampai muncul kejadian serupa di lain waktu, Dewan Pendidikan kota Saitama meminta dengan sangat kepada para operator telkom di Jepang agar memonitor segala sesuatu pemberitaan dari masyarakat dan antisipasi segera atas hal-hal yang dianggap aneh dan atau berbahaya di dunia internet.