Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Skotlandia dan Irlandia Utara Pilih Tetap Bergabung Uni Eropa

Sedangkan dua daerah lain Skotlandia dan Irlandia Utara memilih untuk tetap di Uni Eropa.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Skotlandia dan Irlandia Utara Pilih Tetap Bergabung Uni Eropa
AP
Pemimpin Skotlandia dan Menteri pertama, Nicola Sturgeon 

TRIBUNNEWS.COM, EDINBURGH - Hengkangnya Inggris dari Uni Eropa ternyata hanya diikuti oleh Wales.

Tidak demikian dengan dua negara yang tergabung dalam kesatuan Inggris Raya (Britania Raya), yakni Skotlandia dan Irlandia Utara.

Apah itu berarti Britania Raya terancam pecah setelah mayoritas rakyat Inggris memilih keluar dari Uni Eropa?

Yang jelas faktanya adalah mayoritas suara di Inggris dan Wales mendukung kampanye untuk meninggalkan blok 28 negara.

Sedangkan dua daerah lain Skotlandia dan Irlandia Utara memilih untuk tetap di Uni Eropa.

Bahkan seperti dikutip dari AP, pada Jumat (24/6/2016) hasil jajak pendapat referendum di dua negara itu, pemimpin-pemimpin nasionalis malah mengancam akan meninggalkan Inggris jika itu adalah harga yang diperlukan untuk menjaga tanah air mereka sepenuhnya terhubung ke Eropa.

Pemimpin Skotlandia dan Menteri pertama, Nicola Sturgeon tegaskan, Skotlandia akan siap menjadi yang pertama keluar pintu Britania Raya jika tetangga Inggris memilih tidak berada di dalam Uni Eropa.

"Lebih dari 60 persen dari Skotlandia yang memilih untuk tetap tinggal di Uni Eropa, yang merupakan 48 persen dari pemilih di Inggris secara keseluruhan. Ini mencerminkan Skotlandia punya keyakinan bahwa anggota Uni Eropa memberikan pengaruh yang moderat pada kehidupan politik di Inggris Raya," katanya.

BERITA TERKAIT

Berikutnya, Irlandia Utara mengatakan dengan suara Inggris tersebut, maka harus dilakukan penyatuan kembali dua bagian Irlandia setelah 95 tahun terbelah.

Keputusan Inggris ini menarik diri dari Uni Eropa akan memaksa pemerintah kedua bagian Irlandia untuk memperbaharui adat dan kontrol keamanan pada perbatasan dengan Inggris dan perbatasan darat dengan negara Uni Eropa, Republik Irlandia.

Mantan pemimpin Skotlandia, Alex Salmond -- yang dikalahkan pada referendum kemerdekaan dua tahun lalu -- mengatakan hal paling masuk akal yang dilakukan Skotlandia adalah tidak meninggalkan Uni Eropa.

Dia mengatakan penggantinya, Nicola Sturgeon, sekarang harus kembali mendesak bagi diadakannya pemungutan suara untuk memisahkan diri dari Inggris.

Sturgeon mengatakan hal ini memang dapat dipikirkan setelah Inggris memutuskan keluar Uni Eropa.

"Pilihan referendum kedua harus ditawarkan dan ini memang ada," katanya seperti dikutip kantor berita AFP.

Sementara itu, partai nasionalis terbesar Irlandia, Sinn Fein, mengatakan karena Irlandia Utara memberikan suara untuk tetap di dalam Uni Eropa, maka mereka memiliki alasan yang lebih kuat bagi dilakukannya referendum untuk bergabung dengan Republik Irlandia.

Di Dublin, Perdana Menteri Irlandia Enda Kenny mengadakan pertemuan darurat Kabinet membahas dampak ekonomi dan pasar saham Irlandia atas Brexit.

Kenny mengatakan bahwa prioritas pemerintahannya adalah untuk meminimalkan bahaya dampak Brexit terhadap ekonomi dan ekspor Irlandia. Bukan untuk membuka luka lama di Irlandia Utara. (AP/BBC/AFP)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas