Hobi Memotret Bagian Sensitif Pelajar Wanita, Polisi Jepang Mengundurkan Diri
Seorang polisi muda berusia 26 tahun, Takehiko Fukuda, mengundurkan diri dari kepolisian karena mengambil foto-foto tidak senonoh.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang polisi muda berusia 26 tahun, Takehiko Fukuda, mengundurkan diri dari kepolisian karena merasa bersalah, mengambil foto-foto tidak senonoh dan porno dari gadis-gadis SMA Jepang.
"Saya memang suka voyeurism sejak kecil saat masih sekolah, tetapi setelah jadi polisi berusaha menahan diri. Namun belakangan karena pekerjaan, stres saya jadi tak bisa menahan diri lagi," demikian pengakuannya kepada sesama polisi di tempat penahanannya baru-baru ini.
Voyeurism adalah keinginan selalu campur tangan kepada urusan orang lain yang tak ada kaitannya dengan yang bersangkutan.
Fukuda pada awal Juni lalu tertangkap basah memotret bagian sensitif pelajar wanita usia 17 tahun dan 18 tahun dekat stasiun kereta api JR Tsudanuma Kota Narashino.
Dalam bahasa Jepang disebut Tosatsu, mencuri-curi ambil foto dan atau film bagian sensitif tanpa sepengetahuan yang bersangkutan.
Saat diperiksa polisi Chib Chuo dia mengakui perbuatannya. Diperiksa ponselnya, ternyata banyak foto porno wanita di ponsel tersebut termasuk 17 foto Tosatsu dari berbagai wanita.
Rabu (29/6/2016) polisi Perfektur Chiba mengumumkan gajinya selama enam pulan akan dipotong 10 persen. Tapi pada hari yang sama, Rabu, Fukuda mengumumkan mengundurkan diri dari kepolisian Jepang.
"Kami dari polisi meminta maaf sedalamnya kepada masyarakat atas kejadian ini yang seharusnya polisi melindungi masyarakat dan menjaga keamanan masyarakat," kata Inspektur Polisi Hitoshi Furukawa.
Selain itu Furukawa juga ingin secara khusus meminta maaf kepada para korban tosatsu tersbeut.
"Kami akan meningkatkan kualitas tingkah laku etis yang lebih baik lagi sehingga bisa meningkatkan kepercayaan kembali dari masyarakat. Maaf sebesarnya kepada para korban," kata Inspektur Polisi tersebut berulang kali meminta maaf kepada korban dan masyarakat Perfektur Chiba.