Ada Opor, Rendang dan Ketupat di Acara Open House Diaspora Indonesia di Wisma KBRI Tokyo
Tak kurang dari sekitar tiga ribuan masyarakat Indonesia memadati Wisma KBRI di acara open house ini.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA--Selama beberapa hari ini, Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis berada di Kota Tokyo, Jepang.
KH Cholil Nafis mendapat kepercayaan mengisi khutbah dan menjadi imam salat Idul Fitri di Tokyo.
Selama di Tokyo dia juga menyambangi Balai Indonesia. saat berada di sini dia merasakan hangatnya suasana Lebaran karena penuh semarak oleh Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Jepang dan hadir untuk menunaikan shalat Ied.
Usai salat dan khutbah gelombang pertama, KH Cholil bergabung ke acara open house dan silaturrahim antar-Keluarga Masyarakat Indonesia Indonesia (KMII) dengan para diplomat Indonesia yang sedang bertugas di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo.
Masyarakat yang berdatangan dari sekitar Tokyo dan beberapa provinsi di Jepang membuat suasana menjadi semakin ramai dan penuh keakraban.
Tak kurang dari sekitar tiga ribuan masyarakat Indonesia memadati Wisma KBRI.
Acara silaturahim diisi dengan ramah tamah dan bersenda gurau. Suasana Wisma KBRI serasa menjadi seperti di Indonesia.
Apalagi menu makanan yang disajikan di acara open house ini semuanya khas Indonesia. Misalnya, opor, rendang, ketupat dan aneka masakan khas Lebaran di Indonesia lainnya.
Masyarakat yang datang untuk bersilaturahim di acara open house di Wisma KBRI bagaikan orang yang sedang menyapa saudara-saudaranya dan orang tuanya. Mereka kompak dan akrab.
Semua menu masakan mereka siapkan secara swadaya bersama-sama.
"Saya dapat merasakan betapa erat hubungan sesama warga negara yang hidup di Tokyo dan sekitarnya. Merasa menemukan saudara saat mereka bertemu sesama anak bangsa di wisma Indonesia," ucapnya.
KH Cholil mengaku merasakan suasana pulang kampung warga Indonesia selama berinteraksi di Wisma KBRI ini.
Tak sedikit diantara warga Indonesia yang bergabung di acara ini mendapat kenalan baru sesama WNI.
Bagi masyarakat Jepang yang kadang tak mengerti tentang tradisi Lebaran ala Indonesia mungkin terheran-heran dan terganggu oleh membludaknya orang-orang yang berkumpul di sekitar kediaman mereka.
Namun akhirnya mereka paham bahwa umat Islam sedang merayakan Idul Fitri dalam proses kehidupan beragamanya.
Bagi masyarakat diaspora Indonesia di Jepang, momentum Lebaran menjadi ajang pelepas kangen terhadap kampung halaman sekaligus merayakan kemenangan melawan hawa nafsu melalui ibadah puasa satu bulan penuh.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.