Presiden Turki Recep Erdogan Disambut Ratusan Pendukungnya saat Tiba di Istanbul
Ratusan orang menyambut kedatangan Presiden Recep Tayyip Erdogan setelah dia tiba di Bandara Istanbul.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL - Ratusan orang menyambut kedatangan Presiden Recep Tayyip Erdogan setelah dia tiba di Bandara Istanbul, Sabtu (16/7/2016), menyusul kudeta yang dilakukan sebagian anggota militer negeri itu.
Ratusan orang yang datang ke bandara itu mengelu-elukan Erdogan dan mendampingi mobil yang menjemput sang Presiden di landas pacu Bandara Internasional Ataturk, Istanbul.
Sebelum tiba di Istanbul, Erdogan terlebih dahulu sempat berbicara dengan reporter televisi NTV dan CNN Turk lewat aplikasi FaceTime di telepon seluler.
Para reporter itu kemudian memegang telepon seluler mereka ke arah kamera dengan mikrofon mengarah ke pengeras suara telepon itu.
Dalam wawancara itu terlihat jelas Erdogan tampak lelah, terkejut tetapi mencoba tetap tegar. Dia bahkan meminta pendukungnya turun ke jalan yang langsung diikuti ribuan orang di Ankara, Istanbul, dan Izmir.
"Saya yakin upaya kudeta ini akan gagal," kata Erdogan dalam reaksi pertamanya terkait upaya kudeta itu.
"Saya mendesak warga Turki menduduki lapangan publik dan bandara-bandara. Saya tak pernah memercayai ada kekuasaan yang lebih tinggi selain kekuasaan rakyat," tambah Erdogan.
Dalam wawancara itu, Erdogan menegaskan bahwa dia masih menjabat presiden dan panglima tertinggi angkatan bersenjata Turki dan dia menegaskan para pelaku kudeta akan membayar sangat mahal.
Selama beberapa hari terakhir Erdogan memang tidak muncul di hadapan publik. Diyakini, dia tengah mengambil liburan tahunan di kota wisata Marmaris di pesisir Laut Aegea.
Dia kemudian sempat memberi pernyataan di pintu sebuah hotel di Kota Marmaris, seperti dikabarkan kantor berita Dogan.
"Saya menunggu kehadiran rakyat di bandara-bandara, alun-alun, dan jalanan," kata Erdogan.
"Negara kita bisa kembali tenang. Perdana menteri sudah memberikan sejumlah pernyataan yang diperlukan," kata dia.
Erdogan menguasai perpolitikan Turki sejak pertama kali menjadi perdana menteri pada 2003. Dia menjadi presiden pada 2014 dan jika dia mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua, dia akan berkuasa hingga 2024.