Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kaca Spion Mobil di Jepang Berfungsi sebagai Layar Monitoring

Upaya menjadikan mobil tanpa pengendara beriringan dengan pengembangan teknologi kaca spion mobil menjadi layar yang memonitor sekeliling mobil.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Kaca Spion Mobil di Jepang Berfungsi sebagai Layar Monitoring
Foto Richard Susilo
Kaca spion mobil berubah menjadi layar televisi untuk memonitor sekeliling mobil. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Upaya menjadikan mobil tanpa pengendara beriringan dengan pengembangan teknologi kaca spion mobil menjadi layar yang memonitor sekeliling mobil.

"Pengendara dapat melihat sekeliling mobil dari kaca layar monitor pada kaca spionnya yang di tengah dan bisa pula diubah menjadi kaca spion biasa pula," ujar seorang ahli kaca spion televisi monitor, Uchiyama, kepada Tribunnews.com saat pameran elektronik di Tokyo beberapa waktu lalu.

Perkembangan kaca spion sekaligus berfungsi sebagia televisi memungkinkan pengendara melihat monitor untuk belakang dan samping secara jelas. Ketika memundurkan mobil, pengemudi tak perlu melihat ke belakang lagi.

Apabila berbahaya sangat dekat, maka bunyi sensor akan muncul sehingga tak mungkin menabrak saat memarkir mobil mundur.

Di antara suku cadang mobil tersebut dipasang oleh mobil Jerman Continental yang dilengkapi kamera untuk memonitor mobil dari segala arah baik depan belakang dan samping sehingga mobil bisa berjalan sendiri otomatis tanpa pengendara karena sudah ada alat monitor tersebut.

Produsen elektronik besar Jepang, Panasonic, juga memulai pengembangan sistem menggunakan teknologi kamera pada mobil.

Demikian pula perusahaan besar monitoring mobil, Murakami, mengkhususnya di kaca spion, dengan gambar kamera yang melekat pada cermin pintu dan belakang kendaraan.

Berita Rekomendasi

Mekanisme sistem dan layar hanya satu di depan tengah sehingga bisa dilihat sekaligus oleh pengendara.

Menjadi masalah adalah bagaimana menurunkan biaya-biaya tersebut sehingga mobil bisa menjadi lebih murah di masa mendatang.

"Dengan kelengkapan sistim itu mungkin pengendara bisa nyaman, mobil bisa berjalan sendiri, tetapi akibatnya pula mobil menjadi berharga mahal karena kelengkapan yang canggih tersebut. Perlu dipikirkan pengurangan biaya lebih lanjut," ungkap Uchiyama lagi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas