Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Makin Panas, Trump Tuding Hillary Clinton Pendiri ISIS

Trump menyebut calon presiden dari Partai Demokrat itu sebagai 'pendiri' Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Makin Panas, Trump Tuding Hillary Clinton Pendiri ISIS
(TIME/Getty Images/Justin Sullivan, Andrew Harrer)
Kandidat capres AS Partai Demokrat Hillary Clinton (kiri) dan kandidat capres AS Partai Republik Donald Trump (kanan). 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC - Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump berupaya untuk mengalihkan perhatian dari kekacauan kampanyenya dengan kembali menyerang rivalnya, Hillary Clinton.

Kali ini, dalam kampanye di Daytona Beach, Florida, Trump menyebut calon presiden dari Partai Demokrat itu sebagai 'pendiri' Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Di Floridan, salah satu negara bagian mengambang yang akan menentukan nasib seorang kandidat menuju Gedung Putih, Trump nampaknya mengikuti nasihat beberapa politisi partainya untuk khusus menyerang Hillary dalam kampanye ini.

Trump menyebut deretan kekacauan di beberapa tempat di Timur Tengah dan Libya.

Dia menyebut peran Hillary sebagai menteri luar negeri di masa jabatan Barack Obama yang pertama, penuh dengan kesalahan.

Salah satu kesalahan fatal Hillary, menurut Trump adalah kebangkitan ISIS di Irak dan Suriah.

"Pelakunya adalah Hillary Clinton. Dia seharusnya mendapatkan penghargaan dari ISIS sebagai pendiri organisasi itu," ujar Trump hanya beberapa hari setelah menyebut Hillary sebagai setan dalam sebuah wawancara televisi.

Berita Rekomendasi

Selain menyerang Hillary, pengusaha asal New York ini juga mengecam pemerintahan Barack Obama.

"Kita memiliki seorang presiden yang sangat inkompeten. Kita sudah dipermalukan Presiden Obama dengan kebijakan-kebijakannya," tambah Trump.

Trump kemudian menyebut salah satu kebijakan salah pemerintahan Obama adalah di Libya.

Dan, untuk masalah ini Trump kembali menyerang Hillary.

"Libya! Lihatlah kekacauan di sana dan itu karena (Hillary) Clinton memberi nasihat kepada Obama," lanjut Trump.

Sementara itu tak semua politisi Partai Republik sejalan dengan pemikiran dan cara Trump berkampanye.

Salah satunya adalah mantan ketua DPR Newt Gingrich.

"Kompetisi di antara kedua orang ini semakin tak bisa diterima, karena saat ini tak satupun dari mereka dapat diterima," ujar Gingrich dalam wawancaranya dengan harian The Washington Post.

"Saat ini Trump membantu Hillary untuk menang dengan membuktikan dia jauh lebih tidak kompeten ketimbang Hillary," lanjut Gingrich.

"Siapa pun yang khawatir Hillary akan berkuasa harus berharap Trump menjaga omongannya dan mempelajari kemampuan lain. Trump tak bisa memenangkan pemilu dengan cara seperti ini," lanjut Gingrich.

KOMPAS.com/Independent

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas