Kolonel Angkatan Darat Jepang Akui Peluru Kendali Korea Utara Berkembang Cepat
Peluncuran peluru kendali Korea utara dari kapal selam, membahayakan perdamaian dunia.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Peluncuran peluru kendali Korea utara (Korut) dari kapal selam, Rabu (24/8/2016) kemarin membahayakan perdamaian dunia meskipun teknologi Korut tersebut masih belum berkembang sempurna.
"Kecepatan perkembangan peluru kendali Korut memang cepat sekali yang diperkirakan dalam 10 tahun ternyata hanya beberapa tahun sudah bisa hasilnya seperti kemarin," kata purnawirawan Kolonel Masahisa Sato, ketua komite pertahanan Majelis Tinggi parlemen Jepang khusus kepada Tribunnews.com, Kamis (25/8/2016).
Peluru kendali Korut sangat berbahaya, apabila telah jadi sempurna nantinya.
Pertama karena peluncuran dari kapal selam yang bisa berpindah dan tak diketahui lokasinya.
Kedua karena kemampuannya bisa menghantam Jepang dan bahkan Amerika Serikat.
Peluncuran peluru kendali tersebut mungkin saja berkat bantuan dari ahli negara lain.
"Yang pasti bukan dari Jepang karena pasti polisi Jepang sudah mengetahui dulu, pasti akan ditandai orang itu kalau sampai berkhianat membantu Korut," kata dia.
Selain itu, tekannya, Jepang memiliki kemampuan militer pembuatan sistem peluru kendali yang canggih.
"Itu bukan teknologi biasa tetapi sangat canggih dan secara militer Jepang memang tak memilikinya," ujarnya.
Dengan demikian kecepatan proses pembuatan peluru kendali Korut memang perlu dipertanyakan karena bisa lebih cepat daripada yang diperkirakan semula, butuh waktu sedikitnya 10 tahun. Pasti ada negara lain yang ikut membantunya.
Peluru kendali menengah jauh (ICBM) Korut memang masih jauh dari sempurna, tetapi kemajuan peluru kendali kapal salamnya ternyata cukup mengakibatkan keterkejutan khususnya di kalangan militer Jepang saat ini.