12 Orang Tewas dan 24 Orang Luka-luka Akibat Bom Meledak di Filipina
Serangan bom ini adalah serangan militan Abu Sayyaf.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ledakan bom menewaskan setidaknya 12 orang dan melukai 24 orang di pasar malam di kampung halaman Presiden Rodrigo Duterte di Filipina bagian selatan, Davao.
Serangan bom ini adalah serangan militan Abu Sayyaf.
Komandan militer daerah Letjen Rey Leonardo Guerrero mengatakan sejauh ini para penjinak bom dan penyidik polisi masih melakukan olah TKP.
Pasukan polisi di ibukota Manila langsung menerapkan siaga penuh setelah ledakan mematikan itu.
Tayangan TV menunjukkan kondisi berserakan di TKP, ada kursi plastik, dimana saksi mengatakan tubuh mayat berserakan setelah ledakan.
Mobil ambulans hilir mudik setelah ledakan ke TKP.
Duterte, yang menjabat sebagai walikota Davao sebelumnya, yang kini menjabat Presiden pada bulan Juni, masih belum mengeluarkan pernyataan terkait serangan Abu Sayyaf.
Juru bicara Presiden, Ernesto Abella, mendorong masyarakat untuk waspada.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Ned Price mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Jumat (2/9/2016) bahwa pihak berwenang setempat di Filipina terus menyelidiki penyebab ledakan.
Bahkan kata dia, Amerika Serikat siap memberikan bantuan untuk penyelidikan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.