Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebelum Jadi Presiden Filipina, Duterte Dituding Tarik Iuran dari Bandar Narkoba

Edgar Matobato, 57, bersaksi dalam sidang dengar pendapat Senat Filipina yang disiarkan televisi secara langsung.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Sebelum Jadi Presiden Filipina, Duterte Dituding Tarik Iuran dari Bandar Narkoba
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Presiden Joko Widodo bersama Presiden Filipina Rodrigo Duterte di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (9/9/2016). Kunjungan Presiden Duterte ke Indonesia untuk membahas penyanderaan WNI, keamanan laut Sulu, calon jemaah haji ilegal yang menggunakan paspor Filipina, dan pemberantasan narkoba. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

"Duterte selama ini membantah terlibat dalam pembunuhan orang-orang yang dituduh sebagai penjahat tanpa proses hukum ketika ia menjadi walikota di Davao."

TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Seorang bekas anggota milisi Filipina mengatakan, ketika masih menjadi walikota Rodrigo Duterte yang kini jadi presiden Filipina itu pernah memerintahkan dia dan sejumlah anggota tim pembunuh untuk menghabisi para penjahat dan lawan-lawan politiknya, yang mengakibatkan tewasnya kira-kira 1.000 orang.

Edgar Matobato, 57, bersaksi dalam sidang dengar pendapat Senat Filipina yang disiarkan televisi secara langsung.

Matobato mengatakan ia mendengar sendiri Duterte memerintahkan sejumlah pembunuhan itu, dan ia mengakui telah melakukan sekitar 50 penculikan dan serangan maut, termasuk terhadap seorang laki-laki yang dilemparkan ke dalam kandang buaya di provinsi Davao del Sur pada tahun 2007.

Penyelidikan komite Senat itu dipimpin oleh Senator Leila de Lima, pengkritik keras dari kampanye anti-narkoba Duterte yang telah menewaskan lebih dari 3.000 tersangka pengguna dan pengedar narkoba sejak ia menjadi Presiden bulan Juni.

Duterte telah menuduh de Lima terlibat dalam narkoba ilegal, menuduhnya memiliki sopir yang mengambil uang dari bandar narkoba yang ditahan.

De Lima telah menyangkal semua tuduhan.

Berita Rekomendasi

Belum ada komentar dari Presiden Duterte, yang selama ini membantah terlibat dalam pembunuhan orang-orang yang dituduh sebagai penjahat tanpa proses hukum ketika ia menjadi walikota di Davao, dan setelah ia terpilih menjadi presiden bulan Juni lalu. [isa/sp]

Sumber: VOA Indonesia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas