Transkrip Lengkap Pengukuhan Tokoh Perdamaian dari Komite Nobel kepada Presiden Kolombia
Ini ganjaran yang dibayarkan, paling tidak, kepada wakil-wakil dari para korban yang tak terhitung dalam perang sipil.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, OSLO- Komite Nobel memberikan hadiah Nobel Perdamaian tahun ini kepada Presiden Kolombia Juan Manuel Santos untuk usahanya mengakhiri konflik 52 tahun dengan Para gerilyawan sayap kiri FARC.
Meskipun usahanya terhambat ketika warga Kolombia menolak kesepakatan perdamaian melalui hasil referendum pada 2 Oktober lalu, Komite Norwegia mengakui karya usaha Santos yang konsisten untuk mengakhiri konflik sipil terpanjang dalam sejarah.
Berikut adalah kutipan lengkap Komite Nobel ketika mengumumkan kepala negara berusia 65 tahun itu dinyatakan menangkan Nobel Perdamaian:
Transkrip Hadiah Nobel Perdamaian 2016
Komite Nobel Norwegia telah memutuskan untuk memberikan Penghargaan Perdamaian Nobel 2016 kepada Presiden Kolombia Juan Manuel Santos untuk usahanya yang tegas membawa negara mengakhiri perang saudara selama 50 tahun berakhir, perang yang telah merenggut nyawa setidaknya 220 000 orang Kolombia dan sekitar enam juta orang mengungsi.
Penghargaan juga dapat dilihat sebagai penghormatan kepada masyarakat Kolombia yang meskipun ada kesulitan besar tapi telah tidak menyerah akan harapan perdamaian yang adil, dan kepada semua pihak yang telah berkontribusi terhadap proses perdamaian.
Ini ganjaran yang dibayarkan, paling tidak, kepada wakil-wakil dari para korban yang tak terhitung dalam perang sipil.
Presiden Santos memulai negosiasi yang memuncak pada kesepakatan perdamaian antara Pemerintah Kolombia dan Para gerilyawan FARC dan ia telah secara konsisten berupaya untuk maju pada proses perdamaian.
Juga mengetahui bahwa kesepakatan itu kontroversial, ia adalah instrumental dalam memastikan bahwa pemilih Kolombia mampu untuk menyuarakan pendapat mereka mengenai kesepakatan perdamaian dalam sebuah referendum.
Hasil pemungutan suara memang bukan apa yang Presiden Santos inginkan: mayoritas lebih dari 13 juta penduduk Kolombia yang memberikan suara mereka mengatakan tidak sepakat.
Hasil ini telah menciptakan ketidakpastian besar untuk masa depan Kolombia.
Ada bahaya nyata proses perdamaian akan datang berhenti dan perang sipil akan menyala lagi.
Hal ini bahkan lebih penting bahwa para pihak, yang dipimpin oleh Presiden Santos dan pemimpin gerilya FARC Rodrigo Londoño, terus menghormati gencatan senjata.
Fakta bahwa sebagian besar pemilih berkata tidak untuk kesepakatan perdamaian tidak berarti bahwa proses perdamaian sudah berhenti. Referendum ini bukan suara untuk atau terhadap perdamaian.