Presiden Turki Hina Perdana Menteri Irak
Dengan nada merendahkan, Erdogan menekankan, Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi harus tahu diri, karena tidak setimpal, tak punya hak bicara
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, MOSUL - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, memperingatkan Irak bahwa pihaknya tidak akan menerima instruksi dari pemerintah di Baghdad berkaitan dengan kehadiran pasukan Turki di dekat Mosul.
Dengan nada merendahkan, Erdogan menekankan, Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi harus tahu diri, karena tidak setimpal, tak punya hak bicara, dan tidak memiliki kapasitas seperti presiden Turki.
Penghinaan Erdogan ini semakin mempertajam konflik di antara kedua sekutu AS di kawasan itu, seperti dilaporkan oleh Deutche Welle, Rabu (12/10/2016).
Dalam sebuah pidato, Erdogan mengatakan di Istanbul bahwa Abadi sendirilah yang meminta pendirian markas militer Bashiqa, 12 kilometer di timur laut Mosul yang dikuasai Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Lawan teroris
Ankara mengirim tambahan 500 personil militer ke daerah Bashiqa di Irak utara tahun lalu.
Di daerah itu sebelumnya sudah ada tentara Turki yang melatih tentara Irak untuk menghadapi ISIS. Turki menyatakan, itu hanya rotasi rutin tentara yang ikut dalam misi pelatihan. Sebaliknya Baghdad menyatakan, pengiriman serdadu Turki itu tanpa izin Irak.
“Kini ia (Abadi) mengatakan, 'Pergi dari sini’," demikian dikatakan Erdogan menurut laporan kantor berita Anadolu.
Sebagai reaksi dari perkataan Abadi, Erdogan melontarkan pernyataan tajam, "Tentara Republik Turki belum kehilangan kekuatannya, sehingga perlu menerima instruksi dari kamu."
Setelah itu Erdogan mengatakan serentetan penghinaan terhadap PM Irak itu.
Erdogan juga mengatakan Abadi menghinanya dan menekankan, Turki akan melakukan apa yang dianggapnya benar.
Abadi, yang meminta Turki menarik pasukannya menjawab dengan kasar atas penghinaan Erdogan. "Kami memang tidak setara kalian," kata Abadi.
"Kami akan membebaskan negara dengan tekad prajurit, bukan dengan pembicaraan video," demikian ditambahkannya.
Dengan komentar itu Abadi mengejek Erdogan yang menyerukan persatuan negara dengan sarana video dari ponsel ketika kudeta terjadi Juli lalu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.