Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Milisi Houthi Tembakkan Rudal ke Arah Kapal Perang Amerika, Ini yang Selanjutnya Terjadi

Kapal-kapal AL AS tersebut mengoperasikan sistem pertempuran elektronikanya tanpa jeda.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Milisi Houthi Tembakkan Rudal ke Arah Kapal Perang Amerika, Ini yang Selanjutnya Terjadi
net
Rudal antikapal milik milisi Houthi 

TRIBUNNEWS.COM, SANAA - Kasus hancurnya kapal perang Uni Emirat Arab (UEA) HSV-2 yang dihantam rudal C-802 yang diluncurkan milisi Houthi di perairan Bab el Mandab berbuntut panjang.

Sebagai informasi, kapal tersebut merupakan kapal yang pernah dipakai AL Amerika Serikat dan disewa oleh militer UEA sebelum dirontokkan rudal Houthi.

BACA JUGA: Kapal HSV-2, Pernah Dipakai US Navy, Lalu Disewa Angkatan Laut UEA dan Rontok Dihajar Rudal Houthi

AL Amerika Serikat (AS) mengirimkan gugus tugas yang terdiri dari USS Mason, USS Nitze, dan USS Ponce untuk menginvestigasi serangan tersebut, sekaligus untuk memberikan bukti kehadiran kekuatan Amerika Serikat di Laut Merah.

USS Mason  (DDG-87) dan Nitze (DDG-94) adalah Kapal Perang tipe Perusak Berudal dari kelas Arleigh Burke, dan sama-sama lahir dari galangan kapal Bath Iron Works pada 2003 dan 2005.

Sementara USS Ponce adalah AFSB (I)-15 atau A Float Forward Staging Base yang merupakan kapal kendali amfibi dengan kemampuan sapu ranjau dan pangkalan aju samudera bagi pasukan khusus AL AS.

Ketiganya dikirimkan untuk menginvestigasi asal serangan rudal yang nyaris mengaramkan HSV-2, ketika kemudian milisi Houthi ternyata berani coba-coba menantang kedigdayaan AL AS yang perkasa.

BERITA REKOMENDASI

Pada Minggu 2 Oktober 2016, ketika posisi ketiga kapal perang AL AS tersebut masih berada di perairan internasional sebelah Utara Yaman, milisi Houthi mencoba menyerang USS Ponce yang ukurannya paling besar di antara ketiga kapal tersebut.

Karena sadar bahwa lingkungan dimana mereka bertugas rawan serangan serupa, kapal-kapal AL AS tersebut mengoperasikan sistem pertempuran elektronikanya tanpa jeda.

Sistem AN/SLQ-32 (V)2 “Slick-32” yang terpasang di USS Mason dan Nitze jelas langsung memberikan peringatan begitu mendeteksi emisi radar dari rudal anti kapal C-802 yang diluncurkan dari arah darat.

USS Mason langsung bereaksi dengan mengaktifkan sistem pertahanan aktif dan pasif.

Pertahanan aktif hadir dalam bentuk penembakan dua rudal SM-2s Standard dan satu rudal RIM-162 ESSM (Evolved Sea Sparrow Missile), plus sistem jammer British Aerospace Nulka. 

SM-2s merupakan rudal buatan Raytheon yang didesain untuk pertahanan kapal terhadap rudal anti kapal ataupun pesawat serang yang berada pada jarak 90 mil laut dan ketinggian 65.000 meter.

Sementara ESSM merupakan rudal pertahanan kapal yang dibangun dari basis rudal anti pesawat AIM-7 Sparrow dan memiliki spesialisasi untuk pertahanan jarak dekat, maksimal 27 mil laut atau 50 km.

Halaman
12
Sumber: Angkasa
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas