Teroris Bangladesh Paling Disegani Dihukum Gantung, Keamanan Jaga Ketat
Otoritas penegak hukum Banglades di Kota Khulna, Minggu (16/10/2016), melakukan eksekusi mati terhadap Asadul Islam.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, DHAKA -- Otoritas penegak hukum Banglades di Kota Khulna, Minggu (16/10/2016), melakukan eksekusi mati terhadap Asadul Islam.
Teroris berusia 42 tahun itu adalah pimpinan kelompok Jamayetul Mujahideen Bangladesh (JMB). Dia dihukum gantung untuk aksi kejahatan yang dilakukan pada tahun 2005 silam.
"Dia sudah digantung hingga tewas pada pukul 22.30 waktu setempat, (atau kira-kira pukul 1 dinihari, Senin WIB) di penjara Khulna jail," kata Komiisoner Kepolisian Khulna Nibhas Chandra Majhi kepada AFP.
Chandra mengatakan, proses hukuman mati dilakukan dalam penjagaan ketat, demi mencegah munculkan aksi kekerasan.
Ada ratusan polisi dan termasuk pasukan elite dikerahkan ke lokasi eksekusi mati di Khulna. Khulna adalah kota ketiga terbesar di Banglades.
Menurut Chandra, jalan utama menuju penjara itu pun diblokade aparat saat menjelang eksekusi mati.
Islam, atau yang juga dikenal dengan nama Arif, adalah satu dari tujuh tokoh senior JMB. Dia adalah salah satu tokoh terkenal di samping sang pemimpin, Shaikh Abdur Rahman.
Keduanya dihukum mati terkait serangan bom mobil yang menebabkan tewasnya dua hakim di pengadilan rendah setempat, pada 14 November 2005.
Enam orang lain, termasuk Rahman telah dihukum mati pada Maret 2007, dengan dukungan militer di pemerintahan, terkait upaya pemberantasan teroris di negeri itu.
Pemerintah Banglades pun menyalahkan kelompok JMB bertanggung jawab atas serangan yang terjadi tepat pada tanggal 1 Juli 2016 lalu.
Serangan yang dilakukan di sebuah kafe di Kota Dhaka, juga menyebabkan 22 orang, yang kebanyakan adalah warga asing, tewas ditembak.
Islam menjalani sidang in absentia dan tak ditahan hingga tahun 2007. Dia baru menjalani kurungan di penjara Khulna setelah itu.
Pada Agustus lalu, pengadilan tinggi menolak banding yang diajukannya.
Eksekusi ini disebut menandai upaya pemerintah untuk memberantas aksi teroris yang dinilai menodai citra Banglades sebagai negara Islam moderat.
Sejak Juli lalu, polisi telah mengeksekusi mati 40 tersangka teroris dari kelompok JMB, termasuk pemimpin baru mereka Tamim Chowdhury.
Chowdhury adalah warga negara Kanada di Banglades, yang menjadi otak penyerangan sebuah kafe di Dhaka beberapa waktu lalu.