Benteng Terakhir ISIS di Suriah Jadi Sasaran Pasukan AS
Militer Amerika Serikat yang didukung kekuatan pasukan Kurdi-Arab, meluncurkan serangan ke wilayah Raqa, di Suriah
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, RAQA -- Militer Amerika Serikat yang didukung kekuatan pasukan Kurdi-Arab, meluncurkan serangan ke wilayah Raqa, di Suriah, Minggu (6/11/2016) waktu setempat.
Selama ini, Raqa menjadi lokasi kekuasaan kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Serangan AS ini menambah tekanan bagi para teroris yang sebelumnya sudah digempur oleh pasukan Irak di Mosul.
Serangan diawali oleh pasukan the Syrian Democratic Forces (SDF) yang datang seperti pasukan Irak bertempur di dalam wilayah Mosul.
Pertempuran di dalam Mosul telah bergulir selama tiga hari di tengah perlawanan sengit para teroris.
Baca: Baghdadi Serukan Anggota Militan ISIS Pantang Mundur dari Mosul
Baik Raqa dan Mosul adalah dua kota utama terakhir di bawah kendali ISIS, setelah kelompok teroris tersebut kehilangan banyak wilayah lain di Irak dan Suriah selama setahun terakhir.
Komandan SDF mengumumkan dimulaikan serangan ke Raqa di Ain Issa, sekitar 50 kilometerdi utara kota itu.
"Pertempuran utama adalah untuk membebaskan Raqa dan pertempuran telah dimulai," ungkap Jurubicara SDF Jihan Sheikh Ahmed.
Operasi dengan sandi "Wrath of the Euphrates" melibatkan 30.000 prajurit dan dimulai sejak Sabtu malam, demikian penjelasan perempuan itu.
Dia menyebutkan, pasukan SDF maju dalam tiga barisan, dari Ain Issa dan Tal Abyad ke arah utara Raqa, dan dari perkampungan Makman ke arah timur.
Sementara, Jurubicara SDF Talal Sello menyebutkan, pasukan menargetkan untuk menguasai areal di sekitar Raqa, sebelum mengambil alih kota itu.
"Pertempuran ini tak akan mudah dan membutuhkan keakuratan serta kehati-hatian yang luar biasa," kata dia.
"Sebab, teroris ISIS akan mempertahankan benteng ini. Mereka mengetahui bahwa hilangnya Raqa akan berarti berakhirnya pendudukan mereka di Suriah," sambung Sello.