Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahli Seismologi Sebut Supermoon Bisa Jadi Pemicu Gempa Besar di Selandia Baru

Meski penampakannya telah membuat kagum, supermoon diduga memicu gempa besar di Selandia Baru.

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Ahli Seismologi Sebut Supermoon Bisa Jadi Pemicu Gempa Besar di Selandia Baru
Repro/Kompas TV
Anak-anak warga Selandia Baru, Jumat (2/9/2016). Selandia Baru diguncang gempa berkekuatan 7,1 Skala Richter. 

TRIBUNNEWS.COM, WELLINGTON - Meski penampakannya telah membuat kagum, supermoon diduga memicu gempa besar di Selandia Baru.

Menurut seorang ahli seismologi di Selandia Baru, Dr John Ristau, ada kemungkinan gempa 7,8 skala Richter Selandia Baru dipicu supermoon, Senin (14/11/2016).

Supermoon, alias bulan super, adalah istilah yang menggambarkan keadaan bulan penuh ketika bulan berada dalam posisi terdekat dengan bumi.

Dr John Ristau menjelaskan bahwa gerakan pasang surut laut yang dipengaruhi oleh bulan dapat menimbulkan tekanan pada kerak bumi.

"Jika ada potensi pergeseran lempengan dalam kondisi memuncak, butuh tekanan sedikit saja untuk membuat pergeseran menjadi klimaks," jelas Dr John Ristau.

"Tekanan itu bisa muncul ketika ada bulan penuh, yaitu ketika pengaruh gerakan permukaan laut atas bulan sedang tinggi-tingginya," katanya.

Menurut Perdana Menteri Selandia Baru John Key, gempa 7,8 skala Richter Selandia Baru, Minggu (13/11/2016), menewaskan dua orang.

Berita Rekomendasi

Tak hanya menelan korban jiwa, gempa yang berpusat di sebelah timur laut Christchurch, menimbulkan kerusakan pada akses jalan.

Sejumlah jalan di daerah South Island terbelah aspalnya dan ada pula yang tanahnya naik, sehingga aspal yang menyelimutinya pecah.

Pascagempa, Selandia Baru terus dihantui ratusan gempa susulan yang membuat evakuasi terus dilakukan.

New Zealand Crown Research Institute mencatat lebih dari 800 gempa susulan terjadi di Selandia Baru sejak gempa 7,8 skala Richter itu.

Evakuasi dilakukan atas kekhawatiran akan kerusakan struktural yang lebih besar akibat gempa susulan yang kerap terjadi. (RT News)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas