Gelapkan Uang Perusahaan 9 Miliar Yen, Keiji Yuasa Ditangkap di Bandara Narita Jepang
Seorang karyawan perusahaan Sagawa Printing (SP) Tack, Keiji Yuasa akhirnya ditangkap petugas kejaksaan di Bandara Internasional Narita.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang karyawan perusahaan Sagawa Printing (SP) Tack, Keiji Yuasa (63) yang kabur dan bermukim di Filipina sekitar satu tahun sembilan bulan, akhirnya ditangkap petugas kejaksaan di Bandara Internasional Narita, Selasa (15/11/2016) siang waktu Jepang.
"Petugas Kejaksaan Distrik Kyoto telah menangkap seorang mantan karyawan sebuah anak perusahaan dari Sagawa Percetakan atas tuduhan penyalahgunaan (penggelapan) dana perusahaan setelah dipaksa kembali ke Jepang dari Filipina," ungkap sumber Tribunnews.com, Minggu (20/11/2016).
Mengenakan masker pernapasan putih dan topi, Keiji Yuasa (63), tiba di Bandara Internasional Narita di Perfektur Chiba dikawal petugas imigrasi Filipina yang menangkap Yuasa Oktober lalu.
Menurut surat dakwaan jaksa yang diajukan tahun lalu, Yuasa telah menggunakan perusahaan, melakukan penipuan komputer untuk mengirim 400 juta yen dana dari anak perusahaan SP Tack, terletak di Kameoka City, kepada mantan presiden dari sebuah perusahaan konstruksi yang berbasis di Kyoto pada bulan September 2014.
Transfer itu diduga dilakukan oleh Takashi Miyaguchi (63), mantan karyawan SP Tack yang bekerja di bawah perintah Yuasa. Miyaguchi juga telah ditangkap.
Seorang pengacara untuk Yuasa mengklaim bahwa tuduhan itu tidak valid, mengatakan bahwa "Presiden Sagawa Printing tahu tentang transfer."
"Hal ini jelas bukan penipuan," kata pengacara Yuasa.
"Sementara Miyaguchi, telah mengakui tuduhan penipuan tersebut," ungkap polisi penyelidik.
Pada bulan Januari 2015 penyelidikan internal yang dilakukan oleh Sagawa Printing mengungkapkan penyalahgunaan dana.
Dalam laporan yang disampaikan kepada perusahaan, Yuasa diuraikan telah menyalahgunakan dana sebesar 9 miliar yen yang dilakukan antara tahun 2007 dan 2014.
Dana disalurkan untuk berbagai investasi di beberapa lokasi. Sebagian besar dana sebesar lima miliar yen diinvestasikan dalam bisnis mobil balap di Singapura.
Kemudian juga untuk pengembangan pemakaman dari seorang kenalan, yang menarik 350 juta yen dari SP Tact Corporation.
"Transfer dana perusahaan telah dilakukan sebanyak 67 kali sampai dengan tahun 2014," ungkap penyelidik.
"Uang itu diinvestasikan sesuai saran dari mantan presiden perusahaan konstruksi," kata Yuasa kepada tim investigasi.
"Saya ingin uang itu untuk masa depan," ujar dia.
Setelah pemeriksaan kepada Yuasa, dia meninggalkan Jepang ke Malaysia lalu pindah ke Manila, di mana ia tinggal di sebuah penginapan milik seorang kenalan di pinggiran kota.
Pada bulan Maret, SP Tack mengajukan keluhan kepada Kejaksaan Distrik Kyoto atas transfer 400 juta yen.
Delapan bulan kemudian, putusan yang dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri Kyoto dalam gugatan yang diajukan oleh SP Tack, kejaksaan memerintahkan kepada Yuasa membayar 530 juta yen kompensasi.
Mengenai tuntutan pidana, Yuasa mengklaim dalam sebuah surat yang tiba di kantor jaksa awal bulan ini bahwa uang tersebut adalah dana untuk tujuan tertentu.
Yuasa juga bertanya-tanya, "Bagaimana mungkin bisa dipahami kalau hanya saya saja, satu orang, yang melakukan hal ini?"
Rujukan Yuasa kepada pimpinan SP juga ada kemungkinan terlibat pula dalam penggelapan dana perusahaan tersebut.